Citra Sasmita, Seniman Perempuan Bali Pertama yang Diundang ke Biennale Sao Paulo

Tia Agnes Astuti - detikHot
Rabu, 05 Jul 2023 11:50 WIB
Foto: Museum MACAN Jakarta/ Istimewa
Jakarta - Industri seni semakin menggeliat setelah pandemi usai. Satu per satu art fair bertaraf internasional hingga biennale (pameran seni yang digelar dua tahunan) kembali digelar.

Biennale Sao Paolo yang berlangsung di Brasil mengundang sejumlah seniman dari seluruh dunia untuk berpartisipasi. Di penyelenggaraan yang ke-35, salah satunya ada nama seniman asal Bali, Citra Sasmita.

Citra Sasmita menjadi seniman perempuan Bali pertama yang diundang ke perhelatan tertua kedua setelah Venice Art Biennale. Dalam catatan sejarah skena seni rupa Indonesia, seniman Indonesia pertama kali diundang pada 1953 dengan menampilkan karya dari seniman maestro seperti Affandi, S.Sudjojono, Rusli, Hendra Gunawan, Trubus, Sudarso, Oesman Effendi dan Basuki Resobowo.

Pada 1996, seniman Indonesia yang terpilih di antaranya adalah Heri Dono, Arahmaiani pada 2022 serta di 2014 ada kolektif Ruang Rupa asal Jakarta.

Kepada detikcom, Citra Sasmita mengaku terkejut sekaligus takjub karena berhasil terseleksi dalam Biennale Sao Paulo ke-35 tahun ini.

"Perasaan saya sangat takjub juga karena ini merupakan kesempatan yang langka bagi seniman Bali mendapatkan undangan ini," katanya ketika diwawancarai detikcom, Rabu (5/7/2023).

Citra mengaku senang akhirnya gagasan mengenai feminisme dan dekolonisasi yang saya ajukan mendapatkan perhatian dari para kurator internasional. "Terutama mengenai konteks geopolitik di Bali, yang ada kaitannya dengan sejarah kolonial tersebut," sambungnya.

Tahun ini Biennale Sao Paulo ke-35 akan berlangsung pada 6 September 2023, mengusung tema Choreography of Impossible dikuratori oleh seorang sejarahwan seni Manuel Borja-Villel, Grada Kilomba, Diane Lima, dan seorang antropolog Helio Menezes.

Di ajang pameran seni dua tahunan ini, mereka menyeleksi dan menghadirkan seniman yang notabene-nya adalah berkulit hitam, non-white, indigenious, dan seniman dari Global-Selatan sebagai sebuah tawaran artistik yang bisa menjadi kebaharuan baik secara geopolitis dalam pembacaan seni dunia yang didominasi oleh pemikiran dan seni modern Barat.

Nantinya, Citra Sasmita bakal menghadirkan karya seni instalasi lukisan dengan tajuk Timur Merah Project IX: Allegory of The Archipelago dan Timur Merah Project IX: Oracle and Demons. Total panjang dari intalasi lukisannya adalah 27 meter yang mengangkat sejarah dan peninggalan kolonial di Bali yang cukup problematik.

Citra Sasmita yang merupakan lulusan Fisika, mulai mendalami seni rupa ketika bekerja sebagai ilustrator di Bali Post. Dia dikenal sebagai perupa kontemporer kelahiran Bali yang kerap mengangkat sejarah narasi dan isu-isu perempuan dalam karya lukisan dan seni instalasinya.

Citra aktif berpameran baik di dalam maupun luar negeri dan diundang dalam beberapa biennale dan pameran penting seperti Jogja Biennale 2019, Garden of Six Seasons (ParaSite Hongkong), SEA Air Residency NTU CCA Singapore yang didukung oleh Uni Eropa, Kathmandu Triennale 2022, Thailand Biennale 2023 mendatang serta penghargaan yang pernah diterimanya adalah Gold Award pada perhelatan UOB Painting of the Year 2017.

Bagaimana cerita Citra Sasmita terpilih dalam Biennale Sao Paulo ke-35? Simak artikel berikutnya.

Simak Video "Tarzan, Tessy hingga Roy Marten Dukung Ganjar di Pilpres 2024"


(tia/wes)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork