.webp)
Seniman muda Edo Makarim menggelar pameran tunggal perdananya di Hadiprana Art Centre, kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Lahir pada 18 November 1995, Edo yang terlahir dengan berbagai tantangan sejak lahir berhasil menjadi seorang seniman.
Melalui belasan karya seni yang dipamerkannya, Edo berhasil mengekspresikan diri melalui pameran seni bertajuk Tapak Katresnan.
Sejak masih bayi, Edo mengalami komplikasi kesehatan serius termasuk penyakit kuning yang membutuhkan transfusi darah dan gangguan pembuluh darah di otak yang mempengaruhi motorik kaki dan tangan kirinya. Tapi orang tua Edo, Agus B Januar dan Revita berhasil mendampinginya hingga menjelma sebagai seniman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seni lukis telah menjadi media ekspresi dan terapi bagi Edo. Kami memastikan Edo memiliki akses ke bahan seni dan lingkungan yang merangsang kreativitasnya," kata Agus B Januar dan Revita.
Mereka tak hanya membantu Edo dalam mengatasi tantangan, namun juga mendampingi dalam mengeksplorasi bakat dan kreativitasnya.
"Dalam perjalanan seninya, Edo telah menunjukkan keajaiban yang dapat dicapai ketika bakat yang luar biasa bertemu dengan lingkungan yang mendukung," sambungnya.
 Seniman Edo Makarim Foto: Istimewa |
Karya-karya yang dipamerkan Edo Makarim menceritakan tentang pengalaman hidupnya dan memiliki daya tarik bagi pencinta seni.
"Judul pameran seni Tapak Katresnan adalah jejak-jejak cinta dan kasih sayang, keluarga yang menjadi pengalaman batin tak terlupakan. Jejak yang membekas dalam hati dan pikirannya," lanjut mereka.
Ada 15 lukisan realis yang bisa dinikmati pencinta seni sampai 24 Juni 2023. Karya-karyanya menampilkan berbagai pengalaman keseharian, pemandangan di kampung, merespons pandemi, makanan kesukaannya, dan lain-lain.
Pameran Tapak Katresnan juga menghadirkan 8 karya seni instalasi yang menampilkan kreasi dari anak-anak berkebutuhan khusus. Sebelumnya, Edo Makarim pernah mengikuti pameran bersama dalam ajang Festival Bebas Batas yang bertajuk Pokok di Ambang Batas yang digelar Galeri Nasional Indonesia pada 2018.
Baca juga: 3 Pameran Seni Spesial Museum MACAN di 2023 |
(tia/dar)
