Kolaborasi Manusia dan Styrofoam yang Epik di Seni Non-Verbal MATERIA

Kolaborasi Manusia dan Styrofoam yang Epik di Seni Non-Verbal MATERIA

Atmi Ahsani Yusron - detikHot
Minggu, 21 Mei 2023 12:43 WIB
Pertunjukan MATERIA di SIFA 2023
Andrea Salustri dalam penampilan MATERIA Foto: Darragh McLoughlin/ SIFA 2023
Singapura -

Ruang teater di SOTA (School of the Arts Singapore) penuh sesak pada Sabtu (20/5/2023). Ruangan jadi sangat gelap ketika show bertajuk MATERIA dimulai. Banyak dari orang-orang yang datang malam ini, sebagian besar dari mereka adalah remaja dan pelajar di sekolah seni tersebut, datang untuk melihat pertunjukan ini pertama kalinya. Katanya seniman Italia bernama Andrea Salustri akan menampilkan sesuatu yang unik dan epik.

Tidak ada panggung di teater itu. Bagian yang biasa ada panggung kini hanya lantai rendah tanpa terlihat sesuatu yang istimewa untuk ukuran pertunjukan seni. Tapi semua berubah ketika ada satu lampu yang menyala, menyorot ke arah sang seniman yang berjalan mondar-mandir mengatur kipas angin besar sambil membawa serangkaian polistirena berbagai bentuk.

Kita mungkin lebih sering menyebutnya styrofoam, meski ini sebenarnya salah satu varian dari polistirena yang sudah dipatenkan menjadi merek dagang. Sebagian lain menyebutnya gabus. Kita biasanya menemukan benda ini sebagai pelindung dalam kardus barang-barang elektronik. Anak-anak kecil suka memainkannya karena menarik, ringan, bisa diremas dan hancur menjadi serpihan ringan yang apabila tertiup angin akan terbang seperti debu kasatmata. Di tangan Andrea Salustri, polistirena jadi seolah punya nyawa. Sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya untuk bisa menciptakan keindahan, sesuatu yang kerap kali dianggap sampah dan jadi masalah lingkungan, dalam 55 menit pertunjukan MATERIA ini berubah jadi protagonis yang tak terduga, liar, dan luar biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertunjukan MATERIA di SIFA 2023Andrea Salustri dalam penampilan MATERIA. Dok: Milan Szypura

Andrea Salustri memulai pertunjukan non verbalnya dengan sederet bola-bola polistirena dan sebuah kipas angin besar yang baling-balingnya diarahkan ke atas. Dia melepas satu per satu bola polistirena itu di atas kipas angin yang menyala. Di sisi lain suara decit khas styrofoam yang bergesekan terdengar amat jelas dari pengeras suara di teater, ditemani oleh musik yang terasa muram, seperti musik-musik atmosferik yang memberi kesan misterius dan mengusik rasa penasaran. Apa yang dilakukan Andrea memang bikin bertanya-tanya. Apa yang dia harapkan dari bola-bola ini? Apa yang akan penonton dapatkan setelah bola-bola ini melayang tertiup angin? Akankah bola-bola itu akan tetap melayang saat dia berpindah ke sisi lain panggung dan bermain-main dengan polistirena lainnya? Pertanyaan-pertanyaan ini terus mengusik sampai akhirnya Andrea memasang papan-papan kecil polistirena di atas kipas angin tadi sebagai pagar buat si bola. Masing-masing papan ditempelkan mikrofon yang sangat sensitif sehingga suara angin dari kipas serta benturan dari polistirena menciptakan suara khas dan berulang-ulang seperti ASMR yang kita tidak tahu kita butuhkan malam itu.

Saat penonton sedang fokus ke bola tadi, Andrea sudah ada di sisi lain panggung dengan polistirena dan kipas-kipas angin lainnya. Kali ini dia membawa lempengan polistirena yang dia ajak 'menari'. Awalnya, papan styrofoam itu dia atur sedemikian rupa di depan kipas angin (yang secara 'ajaib', setiap kali dia mengubah posisi si papan styrofoam, arah angin yang bertiup di sekitaran panggung mengubah ritme putaran bola terus berputar dan berdecit di sisi panggung sejak tadi), lalu dia menari bersama styrofoam itu. Tak lama setelah itu penonton bisa merasakan sebuah hubungan yang tak biasa antara sang seniman dengan polistirena tersebut. Benda ringan itu seperti mendengarkannya, seperi mengerti apa mau dia, seperti hidup.

ADVERTISEMENT
Pertunjukan MATERIA di SIFA 2023Andrea Salustri usai pertunjukan MATERIA Foto: Ron/ detikcom

Hingga akhir pertunjukan, dinamika antara Andrea Salustri dan polistirenanya dipadu dengan suara-suara live dari atas panggung dan cahaya-cahaya lampu sederhana yang hilang dan muncul di saat yang tepat, menjadikan MATERIA sebuah pertunjukan non-verbal yang bikin mangap karena kesan keajaiban yang diberikannya, memuaskan karena kesederhanaannya, dan epik karena visual indah tak biasa yang dihadirkannya.

MATERIA merupakan bagian dari SIFA (Singapore International Festival of Arts) 2023 yang digelar mulai 19 Mei - 4 Juni 2023. Gelaran tahun ini mengambil judul The Anatomy of Performance: Some People. Meski diawali dengan kebingungan di benak penonton, MATERIA berkembang menjadi sebuah pertunjukan yang menggelitik mata, telinga, dan rasa. Andrea memanfaatkan polistirena untuk menciptakan bunyi-bunyi yang mungkin pernah kita dengar paling tidak sekali dalam hidup tapi tak pernah benar-benar kita anggap penting. Benturan suara angin dari kipas dengan material plastik polistirena itu berubah menakjubkan di tangan Andrea Salustri. Dengan menggabungkan tarian, sirkus, dan teater, MATERIA dengan dramaturginya menyuguhkan hiburan yang tak biasa. Setiap gerakan Andrea dengan polistirena yang dipegangnya bikin bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan berikutnya. Setiap kali polistirena itu terjatuh, terbang, bergeser, atau sekadar bergerak acak juga akan mengusik pikiran penonton. Itu disengaja nggak sih? Apakah itu bagian dari koreografinya? Atau tadi itu gagal?

Ada banyak momen epik di setiap segmen MATERIA yang membuat penonton ingin bertepuk dan berteriak tapi mereka memilih untuk menahannya sampai akhir. Salah satunya adalah ketika sang seniman membawa masuk serpihan-serpihan polistirena yang tampak seperti butiran salju ke atas panggung. Awalnya dia menyebarkannya segenggam demi segenggam di atas kipas yang sedang menyala sehingga benda ringan itu terbang melayang layaknya salju yang tertiup angin. Beberapa detik kemudian dia menumpahkan butiran polistirena ke lantai sehingga tersebar berantakan. Dia dan styrofoamnya lalu menari di atas serpihan itu. Setiap gerakan yang dia buat menyebabkan butiran-butiran tadi bergerak bebas membentuk formasi acak yang sama sekali tidak terduga tetapi luar biasa indah dan menyenangkan buat dilihat. Rasanya seperti menyaksikan buih ombak pecah di pantai.

Di momen berbeda, masih dengan butiran polistirena, Andrea melepas segenggam demi segenggam benda tersebut ke atas kipas angin yang menyala. Pelan-pelan jumlah yang dia lepaskan semakin banyak sehingga ketika butiran polistirena tertiup ke atas, tercipta sebuah bentuk mirip pohon Natal transparan. Kecepatan dan gerakan angin memutar-mutar butiran polistirena ditambah lampu sorot yang tepat sasaran dan musik yang membius menjadikannya sebuah pemandangan yang tak terlupakan.

Memanfaatkan benda yang dianggap jahat karena merusak lingkungan seperti material plastik polistirena serta fisika dari angin dan gerakan, Andrea Salustri memukau penonton tanpa dialog sama sekali lewat MATERIA. Setelah lampu menyala dan pertunjukan selesai, penonton yang sejak awal menahan diri untuk bertepuk dan berteriak menumpahkan emosi dan apresiasi mereka cukup lama sampai Andrea Salustri tersipu dan membungkuk berkali-kali.

MATERIA akan ditampilkan terakhir kali di SIFA 2023 pada Minggu 21 Mei 2023.




(aay/tia)

Hide Ads