Perjuangan Nano Riantiarno Besarkan Teater Koma dan Bertahan 4 Dekade

Perjuangan Nano Riantiarno Besarkan Teater Koma dan Bertahan 4 Dekade

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 20 Jan 2023 12:17 WIB
Pendiri Teater Koma, Nano Riantiarno
Potret Nano Riantiarno semasa hidup. Foto: Tia Agnes
Jakarta -

Teater Koma dikenal sebagai kelompok teater tertua di Indonesia yang aktif menggelar pertunjukan sebanyak dua kali dalam setahun. Pada 1 Maret 2023 nanti, Teater Koma bakal berusia 46 tahun.

Saat pandemi mewabah di Indonesia di Maret 2021, Teater Koma merayakan hari jadi yang ke-44 tahun secara virtual. Selama empat bulan penuh sampai Juni, Teater Koma menggelar berbagai pementasan.

Sejak berdiri 1 Maret 1977, Teater Koma telah mengalami berbagai peristiwa dan sempat dilarang pentas. Bertahan lebih dari 4 dekade, apa yang membuat Teater Koma tetap eksis?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nano Riantiarno pernah menceritakan mengenai siasat jitu bertahan di panggung teater Indonesia.

"Dulu sebagai sutradara saya sangat tidak sabar, apalagi di 10 tahun pertama. Tapi 24 tahun ke belakang, saya menjadi orang yang paling sabar, mendengarkan apa yang dilakoni aktor, memahami, dan mencoba untuk menikmatinya," ungkap Nano Riantiarno.

ADVERTISEMENT

"Kesabaran itu adalah yang tidak dipunya sutradara lain," sambungnya lagi.

Teater Koma yang eksis menggelar pertunjukan dua kali di awal dan jelang akhir tahun itu, menurut Nano, menjadi hal yang luar biasa.

"Dua produksi saja itu sudah luar biasa, karena ongkos produksi mahal sekali sekarang. Paling tidak, dengan bantuan multimedia kami beruntung menjadi semakin dekat dengan generasi muda," kata Nano.

Pimpinan produksi Ratna Riantiarno turut menimpali perkataan suaminya, Nano. Ia menjelaskan bertahan di usia 44 tahun tidaklah mudah khususnya ketika harus mengikuti perkembangan zaman yang pesat.

Nano juga menuturkan seorang anggota Teater Koma haruslah orang yang setia dan punya loyalitas tinggi.

"Saya punya kode etik Teater Koma. Kalau sudah mengerti, baru masuk Teater Koma. Loyalitas dari mereka juga sangat penting. Anggota harus setia juga," pungkasnya.

Kini sutradara Sampek Engtay itu telah tiada. Nano Riantiarno tutup usia di umur 73 tahun dan jenazahnya bakal dimakamkan esok hari di Taman Makam Giri Tama, Tanjong, Bogor, sekitar pukul 12.00 WIB.




(tia/dar)

Hide Ads