Majalah seni bergengsi ArtReview baru saja merilis daftar sejumlah sosok hingga tokoh berpengaruh di dunia seni tahun ini. Nama kolektif asal Jakarta, ruangrupa, menempati posisi nomor satu di antara puluhan nama lainnya.
Dalam pernyataan terbuka yang dipublikasikan di situs ArtReview, disebutkan penyelenggaraan documenta tahun ini mencapai usia ke-15. Pameran bergengsi yang digelar di kota Kassel, Jerman, itu berlangsung setiap 5 tahun sekali dan menjadi pagelaran yang paling ditunggu di benua Eropa.
ArtReview mengulas documenta menjadi event seni terpenting di dunia karena pendekatan multidisiplin dan multivenue yang ambisius. Para seniman yang diundang memungkinkan untuk berbicara atas suaranya sendiri melalui karya yang mereka ciptakan sekaligus membuat aturan mereka sendiri.
10 tahun berikutnya atau tahun ini, untuk pertama kalinya documenta dikuratori bukan oleh seorang kurator profesional. Tapi kolektif atau kelompok seniman.
Dalam sejarah penyelenggaraan documenta, sepanjang 67 tahun diselenggarakan kurator pameran seni documenta berasal dari Asia.
"Dengan penunjukkan ruangrupa asal Indonesia sebagai direktur artistik documenta, 'seniman berbicara untuk diri mereka sendiri dan membuat aturan mereka sendiri'. Sebuah kelompok seniman, arsitek, dan pengajar yang telah bekerja selama 22 tahun mengembangkan bentuk kerja sama dan organisasi yang canggih," tulis pernyataan ArtReview.
Dalam documenta 2022, ruangrupa mengembangkan konsep 'lumbung' yang memiliki metafora sama seperti lumbung padi masyarakat. Mereka mengundang ratusan seniman berpartisipasi.
Di hari pembukaan, lebih dari 750 peserta dan pengunjung menghadiri, dan meningkat sampai 1.500 pengunjung. Kebanyakan dari mereka adalah anggota atau peserta dalam kolektif.
Sayangnya, ruangrupa menghadapi tantangan isu antisemitisme dalam karya-karya yang ditampilkan dan dugaan simpati pro-Palestina dari beberapa seniman. Kehebohan terus berlanjut dari publikasi media Jerman sampai Menteri Kebudayaan Jerman merilis rencana untuk 'mereformasi' tata kelola documenta agar diawasi lebih ketat di bawah kekuasaan pemerintah.
"Kekuasaan muncul dengan sendirinya. Tapi model dan cara lama dalam melakukan sesuatu yang hierarkis kini ditantang oleh seluruh dunia seni," tulis ArtReview.
Dalam tulisannya pula, documenta punya pekerjaan rumah yang banyak. "Dua dekade lalu, seorang kurator yang pernah terkenal berpendapat 'documenta berikutnya harus dikuratori oleh seorang seniman'. Tapi mengganti kurator dengan seniman tidak dengan sendirinya mengubah struktur kekuasaan, hanya individu yang duduk di puncak," tulisnya.
"Kekuatan ruangrupa adalah membiarkan struktur itu terurai. Sekarang semua orang harus memikirkan apa yang terjadi selanjutnya," tukas ArtReview.
Simak Video "Chaeyoung TWICE Minta Maaf Karena Kenakan Kaos Bersimbol Nazi"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/wes)