Serial Musikal Payung Fantasi merupakan persembahan untuk pelestarian karya-karya sang komponis Indonesia, Ismail Marzuki. Serial ini dibuat atas kerjasama Garin Nugroho dengan www.indonesiakaya.com.
Renitasari Adrian selaku program director menjelaskan jika serial ini hadir karena kesuksesan Serial Musikal Nurbaya pada 2021. Ia ingin mencoba peruntungan dan mengulang kesuksesannya lagi pada Serial Musikal Payung Fantasi.
Alasan memilih karya dari Ismail Marzuki karena sang maestro ini memiliki banyak inspirasi yang patut ditiru generasi muda saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan cuma menyediakan panggung tapi yang hebat semua yang terlibat di sini. Kita mempersembahkan kembali Payung Fantasi setelah kita mendapat respons positif, di Nurbaya. Mendapat lebih dari 20 juta view dari semua komentar yang masuk pengin dibikinin lagi," ujar Renitasari pada jumpa pers di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2022).
Baca juga: 4 Wajah Baru Taman Ismail Marzuki |
"Yang menarik saat kita berpikir apa yang kita angkat, kita pengin naik level juga kan menguji kemampuan tim apakah bisa mengangkat seorang tokoh yang ternyata luar biasa sekali. Karena Ismail Marzuki banyak karyanya, betul-betul lebih musikal dari Nurbaya," lanjut Renitasari.
Pasha Prakarsa selaku sutradara teater menjelaskan jika project ini lebih matang ketimbang Siti Nurbaya.
![]() |
Pasha menjelaskan, pada serial Musikal Payung Fantasi ini, ia harus menyatukan formula film dan teater dalam satu panggung dengan porsi yang cukup.
"Proses kreatif Ismail Marzuki lebih matang. Kalau Nurbaya kan pertama kali menyatukan dua media berbeda. Kebanyakan kami mencari formulanya, gimana menyatukan film dan teater dengan porsi yang cukup. Di sini kita udah tahu belajar dari Nurbaya porsi film seperti apa, porsi teater seperti apa nggak adalagi perdebatan yang ujungnya sama aja sebenarnya," papar Pasha.
Sementara itu, untuk para pemain pun mengaku banyak merubah karakter diri demi mendapatkan jati diri dari sosok Ismail Marzuki dan Eulis Andjung.
Ismail Marzuki pun diperankan oleh Gusty Pratama yang mengaku memiliki karakter sangat berbeda dari sang komponis Tanah Air itu.
Gusty Pratama mengaku lebih pemalu dan ia berusaha mendobrak tembok pembatas antara karakter yang sesungguhnya dengan Ismail Marzuki.
"Tantangannya ini dari karakter asli jauh banget. Gusty sama Bang Maing (Ismail Marzuki) disini itu beda banget. Gusty itu aslinya pemalu, ketika memerankan Maing itu merasa berbeda banget. Merasa kayak vokal yakin sama apa yang dilakuin. Gusty yang asli itu lebih kayak pemalu, ya bagaimana pun harus lebih mendobrak tembok yang ada di Gusty agar menjadi diri Ismail Marzuki," jelas Gusty Pratama.
Proses produksi Payung Fantasi ini berjalan sejak Januari 2022 dimulai melalui audisi online Mentjari Bang Maing dan Djoewita. Serial musikal ini juga terdiri dari enam episode yang akan ditayangkan pada YouTube IndonesiaKaya mulai 26 dan 27 Oktober 2022 pukul 19.00 WIB.
(pig/tia)