Nama pelukis Sidik W Martowidjojo yang dikenal dengan julukan 'Pit Mabuk' menggelar pameran tunggal di usianya yang menginjak angka 85 tahun. Pelukis yang bernama asli Ma Yong Qiang bukan sembarang seniman.
Dia telah melanglang di industri seni lukis Indonesia dan China. Gaya dan teknik melukis yang memadukan antara negara Barat dan Timur ini mendapat pengakuan dunia internasional.
Sukses dengan pameran besarnya pada 2017, Sidik W Martowidjojo kembali menggelar pameran tunggal Voyage to Wisdom. Eksibisi yang menampilkan 49 lukisan terbaiknya itu dipamerkan di Gedung A, Museum Nasional Indonesia, hingga 27 Oktober 2022.
"Ini adalah pameran tunggal saya setelah lama terdampak pandemi yang mengangkat tema Perjalanan Menuju Kearifan, yang membawa pesan agar umat manusia selalu bisa bersikap bijaksana dan mencintai alam semesta," ungkapnya di Museum Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2022).
Menurut penuturan Sidik W Martowidjojo, lukisan-lukisan yang digambarkannya menampilkan energi chi yang luar biasa dari semangatnya melukis. Ada goresan dan karakter yang khas seperti sedang menari-nari dan spontan.
"Lukisan saya seperti halnya tradisi China, spontan, sesaat, sekali jadi tanpa diulang dan tanpa dihapus. Ini adalah tradisi tinta China atau cat air China, dan ada juga karya saya yang ada di kanvas sudah dikombinasi dengan warna modern," kata Sidik.
Sepanjang kariernya, Sidik mengaku sudah melukis lebih dari 1.000an karya tapi ratusan lukisan lainnya ada yang tak disukainya. Dia mengaku tetap menggambar dengan objek lainnya.
Salah satu lukisan yang disukainya adalah Persinggahan yang dibuat tahun 2020. Lukisan itu diakuinya sebagai refleksi karena setiap manusia ada di dunia ini adalah sebuah 'persinggahan'.
"Kita semua ini hanya singgah sementara waktu di dunia, menjaga apa yang telah diciptakannya," ujarnya tersenyum.
Dalam lukisan Maju (2016), dia menceritakan tentang laut dan gelombang hidup. Sidik mengibaratkannya sebagai sebuah perjuangan manusia. "Negara kita ini adalah negara lautan yang dilindungi belasan ribu pulau. Laut lebih besar dari daratan, tapi kita tetap harus maju, sama halnya berjuang di dunia yang penuh gelombang," ungkapnya.
Kepala Museum Nasional, Sri Hartini, mengatakan pihaknya yang telah menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sejak tahun lalu membuat beragam program yang menarik pengunjung, tak hanya berasal dari koleksi permanen saja.
"Pak Sidik pernah menggelar pameran tunggal di sini 5 tahun yang lalu, sekarang ada lagi di Museum Nasional, dan pastinya sebagai pembuka jalan untuk pencinta seni menyambangi karya-karya Pak Sidik," katanya.
Sebelumnya, Sidik Martowidjojo mendapat penghargaan dari Louvre International Art, Perancis sebanyak dua kali dan National Art Museum of China (NAMoC), Beijing pada 2007.
Simak Video "Video: Melihat Pameran Karya Seniman Anak SD di Taman Ismail Marzuki"
(tia/wes)