Diego Luister Berel tak pernah lelah berkarya melalui goresan cat di atas kanvas. Seniman penyandang down syndrome yang kini berusia 22 tahun itu dikenal sebagai salah satu pelukis yang karyanya sukses dipamerkan di Jakarta sampai Inggris.
Diego yang tengah menggelar pameran tunggal di ARTOTEL Thamrin-Jakarta menceritakan salah satu lukisannya pernah memenangkan juara pertama di acara Holy Art London awal tahun ini. Ibunda Diego, Sandra, menuturkan awalnya pendaftaran lomba diselenggarakan secara online.
"Kita tahu-lah para dewan juri internasional lebih fair untuk menyeleksi seniman yang lolos diseleksi. Dengan kurasi secara virtual, masuk 5 lukisan Diego yang dikirimkan," tutur Sandra saat berbincang di ARTOTEL Thamrin-Jakarta, belum lama ini.
Seminggu setelahnya, dievaluasi kembali untuk menentukan siapa pemenangnya. Lukisan Balinese in Penjor karya Diego berhasil menjadi juara pertama.
"Semua butuh proses sampai perjalanan sejauhnya. Diego yang bersekolah di sekolah kebutuhan khusus di kawasan selatan Jakarta, diketahui talentanya dari situ. Setelah berlatih, dia merasa menguasai warna dan punya keinginan untuk melukis, semua melalui proses," kenang Sandra.
![]() |
Sayangnya pada Maret lalu, visa Diego lolos seleksi sayangnya sang bunda tidak. Akhirnya kakak Diego yang ke London dan mewakili adik laki-lakinya tersebut.
"Saya merasa oh Tuhan berkata seperti itu, ya sudah. Kami jalankan rencana kedua," ungkapnya.
Lukisan Diego juga pernah menjadi finalis di ajang International Juried ART Competition untuk Abstract Category 2022 di Los Angeles, Amerika Serikat. Kini lukisan Diego telah melanglang buana ke beberapa negara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Inggris, Belanda, Jerman hingga Amerika Serikat.
Simak Video "Adi, Penyandang Down Syndrome Kolektor Medali"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/wes)