Ferdy Sambo jadi perhatian publik sejak kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua terkuak selama hampir dua bulan terakhir. Totalnya ada 4 tersangka lain yang ditetapkan oleh polisi.
Di tengah viralnya kasus Ferdi Sambo tersebut, Agan Harahap yang dikenal ahlinya manipulasi foto tak tinggal diam. Seniman yang berdomisili di Yogyakarta itu merekayasa wajah Sambo ketika masih remaja dan kala tua yang beruban serta renta.
Rekayasa foto Sambo ciptaan Agan Harahap juga dibicarakan di jagat maya.
Pada 9 Agustus, Agan Harahap mengunggah foto remaja Sambo yang berpakaian SMA dan potongan rambut plontos. Tampak senyum tipis Sambo yang terlihat dalam karya tersebut.
Uniknya, Agan hanya menyelipkan satu kalimat yakni 'Saya selaku ciptaan Tuhan menyampaikan permohonan maaf.' Penggalan kalimat itu adalah ucapan sang jenderal saat pertama kali diperiksa di Mabes Polri dan perdana di hadapan publik.
Untuk membuat fotonya, Agan memakai aplikasi FaceApp. Dia menyebutkan karya seninya sebagai 'sebuah peremajaan'.
Kepada detikcom, Agan menceritakan, memakai aplikasi FaceApp dari foto profil Sambo yang beredar di internet. Tahap keduanya adalah merapatkan pixel, dan selanjutnya tinggal tahap meremajakan.
"Sengaja nggak pakai narasi seperti karya lainnya," ucap Agan.
"Serem karena ujung-ujungnya mengikuti kasus ini harus pakai hati. Buat apa bikin narasi panjang-panjang, tanpa itu semua, kalimat pendek itu sudah menjelaskan 'Sambo banget'," katanya.
Menurut penuturan Agan, kasus yang bermula dari dugaan polisi tembak polisi sampai terkuak fakta pembunuhan terencana, peristiwa ini susah untuk disikapi.
"Gue nggak bisa nemu jokes-nya. Biasanya gue menemukan jokes dari kekalutan peristiwa, akhirnya harus pakai hati sama kasus ini. Sebulan di angkringan depan sekolah anak gue ngomongin ini terus, hari ini ada apa, 25 polisi yang dicopot sampai jadi tersangka. Update terus setiap hari. Gue nggak nemu jokes-nya dari peristiwa, prihatin saja," katanya.
(Baca halaman berikutnya soal foto Sambo tua)
Simak Video "Video: Kasus yang Membuat Megawati Menangis"
(tia/nu2)