.webp)
Festival Indonesia Bertutur 2022 siap digelar pada 7-11 September 2022 di kompleks kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Gelaran dua tahunan yang mengangkat cagar budaya ke dalam bentuk seni pertunjukan, pameran seni, dan kesenian tradisi-kontemporer melibatkan 900 pelaku seni budaya.
Lebih dari 100 karya bakal ditampilkan dalam perhelatan akbar Indonesia Bertutur 2022 yang bertepatan dengan penyelenggaraan G20. Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, mengatakan festival ini fokus pada seni media.
"Media digital punya peranan yang besar dan untuk festival ini menggunakan seni media baru. Kami ingin menghadirkan warisan budaya masa lalu melalui penghayatan media baru," ungkap Hilmar Farid dalam jumpa pers yang digelar di Gedung A, Kemendikbudristek, Rabu (31/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Festival mengusung tema Mengalami Masa Lalu, Menumbuhkan Masa Depan, menghadirkan 20 cagar budaya sebagai materi dipilih. Ke-20 cagar budaya tersebut di antaranya adalah Sangiran, Liang Bua, Leang-Leang, Gugus Misool (Raja Ampat), Sangkulirang, Lore Lindu, Kutai, Tarumanegara, Kompleks Candi Dieng, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Gunung Kawi, Muara Takus, Muaro Jambi, Candi Jago, Candi Singosari, Trowulan, dan Candi Bahal.
Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022, Melati Suryodarmo, mengatakan persiapan festival sudah dimulai sejak tahun lalu ketika masa pandemi masih mewabah di Tanah Air.
"Kami sudah siapkan dari 2021 dan bisa diperkirakan memang spiritnya untuk menyembuhkan kita dari pandemi atau menuju suasana kehidupan pasca pandemi dengan nilai positif," kata Melati Suryodarmo.
Ada beberapa lini program yang ditampilkan dalam festival Indonesia Bertutur 2022. Dari penampil di seni pertunjukan ada 121 yang tampil, ada 12 video mapping hingga 17 seniman rupa yang bakal dipamerkan di 4 artspace.
"Para seniman dan pelaku budaya tidak merepresentasikan selalu tentang Candi Borobudur, jadi memang dari sisi kuratorial banyak memperlihatkan bagaimana kemungkinan membaca Candi Borobudur. Karya yang ditampilkan juga sangat kontemporer sekali," kata Melati Suryodarmo.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media (PMM), Ahmad Mahendra menjanjikan festival ini akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi para penampil dan juga pengunjung.
"Saya berharap Indonesia Bertutur bisa menjadi sumber edukasi, inspirasi dan pengalaman baru bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk melihat bagaimana teknologi dan budaya tidak terpisahkan dan seharusnya berjalan beriringan dalam banyak ragam eksplorasi agar bisa tetap relevan dalam cara penyampaian sesuai perkembangan zaman," tukasnya.
(tia/dar)
