Teater Sudamala Jadi Pentas yang Ditunggu Tahun Ini, Tiketnya Sudah Ludes 80 %

ADVERTISEMENT

Teater Sudamala Jadi Pentas yang Ditunggu Tahun Ini, Tiketnya Sudah Ludes 80 %

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 26 Agu 2022 12:19 WIB
Jumpa Pers Pertunjukan Sudamala: dari Epilog Calonarang di OPPO Gallery, Jakarta.
Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation
Jakarta -

Pertunjukan teater Sudamala: dari Epilog Calonarang produksi Titimangsa Foundation menjadi salah satu pementasan yang paling ditunggu di penghujung tahun. Digelar pada 10-11 September, karya ke-59 Titimangsa Foundation itu melibatkan 90 seniman dan maestro seni tradisi Bali yang bakal diboyong ke Jakarta.

Pendiri sekaligus produser Titimangsa Foundation, Happy Salma, mengatakan pementasan ini sama sekali tidak ada aktor maupun aktris nasional.

"Tapi tiketnya 75 sampai 80 persen sudah terjual habis. Ada keinginan besar dari market kita untuk melihat seni pertunjukan sebagai sebuah kebutuhan," ungkap Happy Salma saat jumpa media di OPPO Gallery, kawasan Gandaria, Jakarta Selatan.

Happy Salma bersama produser lainnya, Nicholas Saputra, berharap sisa tiket pertunjukan bakal laku terjual di sisa waktu selama 3 minggu ke depan.

Pihak Titimangsa Foundation juga sengaja memilih lokasi di Gedung Arsip Nasional karena menampilkan oase di tengah hiruk pikuk kota Jakarta. Melalui pementasan bakal ada hal kontradiktif, Jakarta sebagai pusat Ibu Kota dan pentas yang mengusung seni tradisi Bali.

"Satu rasa ingin menyatukan modernitas dan tradisi dan kami rasa Gedung Arsip Nasional punya visi misi yang sama," katanya.

Untuk mewujudkan pertunjukan Sudamala: dari Epilog Calonarang, pihaknya sudah menyiapkan sejak September 2021.

Pada 2021, Titimangsa Foundation telah menyelenggarakan pementasan Taksu Ubud di Bali. Usai pementasan, Cokorda Gde Bayu memperlihatkan katalog Exposition Coloniale Internationale Paris 1931.

Pada perhelatan yang diselenggarakan kaum kolonial itu, Calonarang tampil di Paris selama 6 bulan bersama Legong dan Janger. Hal tersebut semakin memantik keberanian Happy dan Nico untuk melangkah lebih jauh.

Dengan bimbingan dari budayawan Tjokorda Raka Kerthyasa yang juga adalah ayah mertua Happy Salma, mereka pun diarahkan bertemu dengan beberapa maestro seni tradisi dan pertunjukan di Bali. Pada setiap pertemuan gayung selalu bersambut. Epilog Calonarang, bertajuk Sudamala, dipilih karena dirasa relevan dengan konteks kini.

Menurut maestro Calonarang, I Made Mertanadi (Jro Mangku Serongga) yang juga berperan sebagai sutradara pementasan dan berperan sebagai Walu Nateng Dirah pemenasan yang tampil di Jakarta bakal sesuai dengan tradisi kuno Bali.

"Tapi dengan tampilan dan sentuhan teknologi modern serta tokoh Bondres yang akan menyampaikan kisah dalam bahasa Indonesia," pungkasnya.



Simak Video "Tantangan Nicholas Saputra dan Happy Salma Garap Teater Tradisi Kuno Bali"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/dal)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT