Under the Volcano Usung Budaya Minang, Ini Tantangan Terbesar

Tia Agnes Astuti - detikHot
Jumat, 19 Agu 2022 14:05 WIB
Pertunjukan Under the Volcano segera dipentaskan pada 27 Agustus di Ciputra Artpreneur Theatre, Jakarta. Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation
Jakarta -

Bumi Purnati Indonesia akhirnya segera menggelar pementasan Under the Volcano di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta. Setelah tertunda selama dua tahun lamanya, Under the Volcano siap memeriahkan akhir pekan para pencinta seni.

Under the Volcano bukan sembarang pertunjukan. Berdurasi selama 80 menit, Under the Volcano mengusung budaya Minangkabau.

Dalam karya yang dimainkan oleh Komunitas Seni Hitam Putih dan Jajang C Noer, dikomposeri oleh Elizar Koto dengan dramaturgi Rhoda Grauer, nuansa Minangkabau yang dinamis dan melankolis bakal terasa. Ada pesan universal yang disampaikan bahwa 'jika hari ini adalah tahun 1883, untuk bertahan hidup dari bencana alam seseorang harus bergantung pada bantuan orang lain'.

Under the Volcano dibagi menjadi enam bagian dan dilakonkan dengan narasi berbahasa Melayu dan Minangkabau. Pentasnya juga diperkuat dengan elemen silat, tarian, musik, dan efek visual digital yang menakjubkan.

Sutradara Under the Volcano, Yusril Katil, menuturkan sejak awal penggarapan sebelum pentas di Beijing dan Singapura, ada banyak sekali tantangannya.

"Kami berasal dari kota kecil, Padang Panjang, dan jauh dari kota. Di provinsi biasanya hanya ada taman budaya dan Indonesia sedikit sekali yang punya gedung pertunjukan memadai. Ini tantangan kami untuk menyiapkan pementasan di gedung bertaraf internasional," kata Yusril Katil di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Latihan Pertunjukan Under the Volcano Digelar di Ciputra Artpreneur Theater Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation

Dalam pertunjukan Under the Volcano, Yusril Katil menuturkan ada banyak koreografi seperti akrobatik. Untuk menjamin keselamatan para pemain, pihaknya mengasuransikan tubuh mereka.

"Sebetulnya semua pemain saya diasuransikan selama 3 tahun pertama, takut ada kecelakaan. Tetap ada yang terjatuh dan mengalami kecelakaan, tapi ini kami jaga-jaga karena gerakan yang diciptakan sangat luar biasa dan rentan," sambungnya.

Tantangan ketiga adalah rasa percaya diri. Sutradara yang berasal Komunitas Seni Hitam Putih itu mengatakan para pemain dan tim yang bekerja memberanikan diri untuk berproses dan melakukan kerja kreatif.

"Karena asal komunitas kami jauh dari pusat kebudayaan. Itu yang membuat kami harus percaya diri, kalau melakukan dengan baik, hasilnya pasti akan baik juga," tegas Yusril.

Jumpa Pers Pertunjukan Under the Volcano di Ciputra Artpreneur Jakarta Foto: Tia Agnes/ detikcom

Under the Volcano juga menyiapkan beberapa simbol yang sarat dengan budaya Minang. Ada artistik 'tangga' yang difungsikan dengan berbagai hal.

Menurut penuturan Yusril, tangga itu adalah hal realistis dan juga menjadi estetis.

"Nah, saya gabungkan dengan metafora metode tubuh dan benda-benda. Dari situ, saya mendapatkan konsep mencipta dan berangkat dari benda-benda di sekitar keseharian kita," sambungnya.

Sebelum dipentaskan di Jakarta pekan depan, Under the Volcano sukses digelar di tiga tempat lainnya. Pertama kalinya di acara Olimpiade Teater ke-6 di Dayin Theatre, Beijing, Tiongkok pada 7 dan 8 November 2014.

Pada 21-23 April 2016, Under the Volcano kembali mengulang kesuksesan saat pementasan di TheatreWorks, Singapura dan terakhir di 24 November 2018 juga ditampilkan di ajang Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) 2018 di Panggung Aksobya Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Pertunjukan Under the Volcano digelar pada Sabtu (27/8). Tiketnya masih tersedia, dibanderol dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 1.350.000.



Simak Video "Video: Keren! Dua Aktor Teater Indonesia Mejeng di Musikal London"

(tia/pus)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork