Ada-ada saja aksi dari seniman asal Korea, Yu Buk. Sebanyak 15 ekor ikan mas mati perlahan yang dipamerkan di Museum Seni Jeonnam di Gwangyang, Korea Selatan merupakan karya seni ciptaannya.
Sejak akhir bulan lalu, Yu Buk memajang karya seni instalasi yang berjudul Fish atau Ikan. Dia menampilkan 15 kantong larutan infus yang tergantung di langit-langit galeri.
Masing-masing plastik diisi dengan air dan ikan mas yang berenang di dalamnya. Para pengunjung pameran mulai khawatir bagaimana ikan mas itu diberikan makan. Mereka pun mengeluh dan mengaku kasihan terhadap ikan mas tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok hak hewan lokal di Korea Selatan juga menentang aksi sang seniman. Dia meminta agar museum menyelamatkan ikan mas yang masih hdup.
Tapi Yu Buk membantah karya seni instalasinya bukan bermaksud untuk menyakiti ikan mas. Menurut penuturan Yu Buk, kematian lambat ikan mas menjadi bagian dari karya seninya.
"Sekarang ikan itu hilang, itu kehilangan maknanya sebagai sebuah karya seni," kata Yu Buk, seperti dilansir dari Korea Times, Senin (18/7/2022).
"Meskipun ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi masyarakat umum, saya berpikir dan berekspresi secara berbeda dari anggota masyarakat," sambungnya.
Menurut pihak museum, pameran merupakan respons terhadap trauma kolektif COVID-19 dan pengalaman kehilangan. Sang seniman mengeksplorasi berbagai cara berkabung dan mengubah itu menjadi sebuah karya seni.
Ini bukan pertama kalinya, sang seniman memasukkan kematian hewan ke dalam karyanya. Sebagian besar karya seni instalasi Yu Buk juga pernah melibatkan lalat dan serangga lain sampai mati.
Dia menggunakan cahaya bercahaya dan perekat yang diaplikasikan pada kotak akrilik atau kaca. Sebelumnya, Yu Buk juga menggabungkan segerombolan makluk mati ke dalam patung yang dicetak sebagai NFT di platform OpenSea.
Ia juga pernah membuat pameran tunggal di lembaga-lembaga Korea termasuk Museum Seni Sungkok, Pusat Kebudayaan Seosan, dan Museum Seni Total pada 2020.
(tia/dar)