Satpam Galeri yang Rusak Lukisan Avant-Garde di Rusia Bingung Ditangkap Polisi

Jakarta - Seorang satpam di galeri seni Rusia ditangkap polisi karena dugaan melakukan aksi vandalisme. Di hari pertamanya bekerja, ia merusak lukisan Avant-Garde dengan menambahkan titik di bagian mata karya tersebut.

Penjaga keamanan yang merupakan veteran perang itu mengatakan sebelumnya percaya kalau lukisan adalah gambar anak-anak. Ia juga heran mengapa ditangkap oleh kepolisian setempat.

"Saya bodoh, apa yang telah saya lakukan," kata pria berusia 73 tahun tersebut.

Dia mengaku tertarik untuk membuat gambar titik di bagian mata lukisan karena terpancing oleh remaja. Pengunjung remaja itu bertanya pada satpam, lalu ia mengubahnya dalam seketika.

Baca juga: Ada-ada Saja! Satpam Galeri Rusak Lukisan Avant-Garde dengan Gambar Mata

Sejak Desember 2021, berita mengenai vandalisme itu menarik perhatian dunia dan pencinta seni. Banyak yang menganggap lucu namun ada juga yang ironi dengan kejadian tersebut.

Sebagai seorang veteran perang, ia menderita luka tembak di sekujur tubuhnya dan ada trauma di bagian kepala dan paru-paru selama Perang Chech pertama. Dia juga pernah dianugerahi medali untuk keberanian atas jasa-jasanya.

"Kesehatan psikologi dan emosionalnya juga terganggu sebagai seorang veteran perang," ungkap seorang sumber.

Meskipun dia menjadi seorang penjaga keamanan, kehidupan pribadinya juga disebut penuh trauma. Istri dan putra satu-satunya juga meninggal.

Baca juga: Peringati 500 Tahun Raphael, Pameran Instalasi Seni Video Digelar di Jakarta

Satpam itu diketahui merusak lukisan Three Figures karya Anna Leporskaya. Karyanya menampilkan tiga figur abstrak yang sengaja dibuat tanpa mata tapi sang satpam justru menambahkan titik di dalam lukisan.

Seniman Anna Leporskaya adalah murid seniman terkenal Kazimir Malevich, yang mengembangkan gerakan avant-garde. Gerakan itu menggemparkan dunia seni pada 1920-an.

Leporskaya menjadi terkenal karena merancang bangunan dan melukis. Karyanya dapat ditemukan di berbagai museum di seluruh Rusia.

Baca juga: Nesar Ahmad Eesar Pamerkan Lukisan di Bandung, dari Pengalaman Jadi Pengungsi

Kerusakan pertama kali dilaporkan ke polisi pada 20 Desember, namun Kementerian Dalam Negeri Rusia awalnya menolak untuk memulai penyelidikan kriminal karena kerusakan itu dianggap 'tidak sesuai'.

Tapi Kementerian Kebudayaan melaporkan ke kantor kejaksaan tentang keputusan tersebut. Kini polisi pun sudah membuka penyelidikan.

Jika terbukti bersalah, penjaga keamanan yang dicurigai melakukan kejahatan bisa menghadapi denda dan penjara hingga tiga bulan.

(tia/dal)