Seniman visual Marintan Sirait kerap berbicara soal karya seni instalasi dan performans art dalam setiap karya-karyanya. Termasuk dalam karya seni instalasi yang dipamerkan dalam Para Sekutu yang Tidak Bisa Berkata Tidak.
Pameran seni yang diinisiasi oleh Galeri Nasional Indonesia dan Goethe Institut-Indonesian tengah dipamerkan di Gedung A selama sebulan ke depan sampai 22 Februari 2022.
Karya seni instalasi yang diciptakannya berbicara tentang filosofi sebuah rumah dan makna bagi sang seniman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sepanjang berkarya, saya mengerjakan karya dengan satu judul yaitu 'Membangun Rumah'. Setiap memamerkan bentuk, berubah tapi gagasannya ada banyak banget," tutur Marintan Sirait di Galeri Nasional Indonesia, belum lama ini.
Karya seni instalasi 'Membangun Rumah', lanjut dia, sesuai dengan ruang dan kenyataan hidup sang seniman.
"Karya membangun rumah ini adalah upaya untuk merelasikan kembali kita dengan tanah, korelasi antara pohon dan alam. Tubuh di sini adalah tubuh yang menimbulkan tanda-tanda kehidupan dari individu," kata jurusan keramik Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
![]() |
Sepanjang berkarya, Marintan Sirait juga kerap berkarya dengan tubuh. Gerakan tubuh konsisten menjadi unsur utama dalam rekam jejak karyanya yang terentang dari gambar, lukisan, hingga instalasi.
Bagi Marintan Sirait, tubuh merupakan alat sekaligus saluran bagi energi untuk membuka kesadaran akan keterhubungan dengan alam, manusia dan partikel leluhur.
"Karya ini masih berproses. Nanti tanggal 6 Februari ada perfomans art untuk melengkapi karya tersebut. Saya bekerja sama dan berkolaborasi dengan banyak seniman lintas disiplin lainnya," katanya.
Sejak 1993, ia turut menggawangi kelompok Perengkel Jahe, RupaGerakBunyi, dan komunitas perupa eksperimental Sumber Waras. Bersama Andar Manik, suaminya, ia mendirikan Jendela Ide, lembaga kebudayaan khusus anak dan remaja, pada 1995.
Dia berharap dalam setiap karya seni yang dipamerkan mampu memperkaya wacana seni yang ada.
"Saya harapnya memperkarya wacana seni yang belum punya nama ini. Hadir dan terus bergerak," pungkasnya.
Melalui karya yang tengah dipamerkan, Marintan Sirait berupaya mendefinisikan kembali tatanan hidup. Karya seni instalasinya menampilkan gundukan tanah berbentuk kerucut yang ditata dengan pasir, abu, cahaya, dan gerak tubuh.
Baca juga: 5 Fakta Lukisan Langka Raden Saleh |
Pada beberapa kesempatan, Marintan Sirait turut memperkaya instalasinya dengan teks, video, musik, dan tumbuhan. Ia biasanya memulai pertunjukan dengan menggambar lingkaran dari pasir yang mengelilingi masing-masing kerucut dengan ujung jarinya.
Kemudian, ia melumuri tubuhnya dengan pasir dan membuat garis dari tanah berwarna gelap, seolah menghubungkan kerucut-kerucut yang berjejer atau mengubahnya ke bentuk yang sama sekali baru.
Sejak 1994, Marintan telah menghadirkan karya ini di beragam jenis perhelatan di berbagai negara.
(tia/dal)