Buat Lukisan Wayang Bertema Rohani, Pelukis Asal Bantul Dapat Banyak Orderan

Buat Lukisan Wayang Bertema Rohani, Pelukis Asal Bantul Dapat Banyak Orderan

Pradito Rida Pertana - detikHot
Senin, 20 Des 2021 21:42 WIB
Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul.
Foto: Pradito Rida Pertana/ detikcom
Bantul -

Seorang pelukis di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Bantul memilih tema wayang kulit Purwo berbalut rohani untuk setiap karyanya. Alhasil, tema yang niatnya hanya untuk menebar kebaikan ini menjadi pintu rezeki selama pandemi COVID-19.

Adalah Petrus Herjaka (64), pria bersahaja ini menceritakan awal mula ketertarikannya akan wayang purwo hingga akhirnya melukis tema rohani dengan karakter wayang tersebut. Herjaka awalnya menempuh pendidikan di sekolah menengah seni rupa (SMSR) dan lulus tahun 1975.

Selanjutnya, Herjaka memilih untuk bekerja sembari berkarya dan mulai fokus kuliah di IKIP jurusan seni rupa pada tahun 1985. Sejak saat itu dia mulai fokus mengusung tema wayang purwo di setiap karyanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 1974 mulai melukis dan tahun 1980 mulai mengusung tema wayang purwo. Alasannya? Rumah saya kan Mangkuyudan, itu dekat alkid (alun-alun kidul). Nah dulu di sasana hinggil sering ada wayangan dan saya sering diajak lihat sama orangtua hingga akhirnya tertarik," ucapnya saat ditemui detikcom di kediamannya, Kalurahan Pendowoharjo, Senin (20/12/2021).

Selain melukis wayang purwo, Herjaka juga menulis buku tentang wayang tersebut. Namun, tema tersebut mulai dia kombinasikan dengan tema rohani karena banyak yang memesan lukisan bertema rohani.

ADVERTISEMENT
Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul.Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/ detikcom

"Sebetulnya saya kan melukisnya wayang purwo, melukis tentang tema wayang purwo. Juga menulis buku tentang wayang purwo dan belajar tentang bentuk wayang kulit purwo menjadi sebuah lukisan," ucapnya.

"Tapi karena saya ingin melukis tentang tema yang lain, tema tentang kitab suci, saya mencoba melukis tentang kitab suci ternyata responnya bagus dan banyak yang memesan lukisan tentang kitab suci. Dari situ saya mulai melukis tentang tema rohani selain tema wayang purwo," lanjut Herjaka.

Terkait media lukisannya, Herjaka memilih kanvas dan cat minyak. Dia mengaku, hingga awal melukis hingga sekarang telah menorehkan ribuan karya.

"Dari awal itu ada 2748 lukisan yang saya buat, tapi hampir 90 persen itu (tema) wayang," ujarnya.

(Baca halaman berikutnya)

Menyoal pemasaran, Herjaka mengaku hanya bermodalkan ikut pameran dan menjalin relasi dari setiap pameran yang dia ikuti. Selain itu, dia juga memasarkan karyanya melalui website herjaka.com.

"Peminat karya saya kebanyakan dari luar Yogyakarta, terutama yang lukisan kitab suci itu dari dari Amerika, ada belasan itu pesanannya yang dari Amerika. Kalau paling jauh itu ya laku sampai Amerika, Belanda, Prancis, Australia, Belgia, Jerman. Seperti di Prancis itu karena awalnya saya ikut pameran," katanya.

Menyoal harga setiap karyanya, bapak 4 anak ini enggan mengungkapkannya. Mengingat tujuannya melukis dengan mengusung tema wayang dan rohani untuk menebar kebaikan.

Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul.Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/ detikcom

"Masih puluhan juta per-lukisan, sebenarnya masalah harga itu nomor 2. Wong pernah ada orang saking sukanya sama lukisan saya mau beli tapi kurang uangnya, yaudah tidak apa-apa dicicil," ucapnya.

Pasalnya setiap karya yang dia goreskan ke dalam kanvas selalu menawarkan narasi kebaikan. Menurutnya, hal itu sesuai dengan arti dari wayang.

"Karena saya kembali kepada arti wayang, wayang itu kan dari kata wahana ning hyang, wahana adalah kendaraan dan hyang adalah tuhan. Jadi dipakai oleh Tuhan sebagai kendaraan tentunya untuk mengabarkan kebaikan," ujarnya.

"Jadi ketika saya menawarkan kebaikan dan ada yang tertarik saya sudah senang dan harga (lukisan) menjadi nomor dua," imbuh Herjaka.

Herjaka juga menceritakan, bahwa apa yang dilakukannya setiap hari ini ternyata membawa berkah selama pandemi COVID-19. mengingat selama pandemi puluhan karyanya laku terjual.

Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul.Suasana di studio lukis Petrus Herjaka di Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Kabupaten Gunungkidul. Foto: Pradito Rida Pertana/ detikcom

"Untuk lukisan tema natal belum ada yang pesan, tapi meski tidak ada pesanan saya tetap melukis setiap hari. Dan itu malah membuat pesanan saya berlimpah saat Corona," ucapnya.

"Memang sebelum Corona itu diborong 6 (karya). Terus pas Corona itu BI (Bank Indonesia) beli 4, terus pesanan dari Amerika dan yang (lukisan) jalan salib. Jadi pas Corona ada 20an karya media kertas yang laku, ya kalau ditotal sekitar 30 karya yang laku selama Corona," katanya.

Saat ini, Herjaka mengaku tengah merampungkan pesanan lukisan jalan salib dengan mengusung tema wayang purwo. Pesanan itu berasal dari salah satu Gereja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Ini ada pesanan lukisan untuk di gereja, yaitu lukisan jalan salib sejumlah 14 lembar. Kebetulan pas bulan ini harus selesai karena mau diberkati tanggal 1 Januari 2022," katanya.



Simak Video " Video: Melihat Patung Biawak di Wonosobo yang Viral gegara Mirip Asli"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads