Tren NFT menjalar di segala bidang khususnya dunia seni. Art Moments Jakarta yang menyelenggarakan kompetisi bernama NFT Art Prized Moments 2021 mengumumkan para pemenang dari kompetisi berskala nasional.
Salah satu acara dari Art Moments Jakarta Online 2 adalah kompetisi seni NFT yang menggunakan Blockchain Tezos yang ramah lingkungan. Kompetisi bertemakan waktu ini sudh dibuka sejak 30 Oktober hingga 30 November 2021.
Dari 10 finalis terbaik yang diseleksi awal Desember oleh tim dewan juri, di antaranya Detty Wulandari sebagai kolektor seni NFT, Khai Hori yang merupakan kurator senior, dan Prasajadi seorang seniman NFT sekaligus pendiri dari MetaRupa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 254 karya yang resmi terdaftar, babak final penyisihan memilih 10 karya terbaik yang sesuai dengan tema 'waktu' yang kami angkat," tutur kolektor seni NFT sekaligus tim juri Detty Wulandari, saat pengumuman secara virtual.
Ada beberapa pertimbangan yakni relevansi terhadap tema, originalitas karya, dan konsep karya.
"10 karya seni NFT terpilih nantinya menentukan karya terfavorit menurut panel juri, kami memilih 3 terbaik. Kami melihat ada banyak potensi dari karya yang ditampilkan di acara kompetisi in. Saya juga senang dengan hadirnya nama-nama baru di peta seni rupa Indonesia. Ke depannya, akan banyak kegiatan seniman dan kreator yang akan lebih banyak lagi," sambungnya.
Muhammad Sabiq Hibatulbaqi melalui karya NFT berjudul Melancholy of Doubt and Fear memenangkan juara pertama dan meraih uang senilai Rp 15 juta.
Dia menggunakan filosofi rasa ragu dan takut dalam setiap orang yang akan selalu ada. "Saya terinspirasi ketika melihat bertebarannya stiker-stiker yang ada di tembok, ada gambar obyek orang di dalamnya. Bagaimana kalau orang itu berjalan-jalan di stiker tersebut," katanya.
Menurut Muhammad Sabiq, ia menduga-duga apakah waktu akan menghilangkan perasaan itu atau waktu yang menghasilkan perasaan.
"Keraguan dan ketakutan yang terus-terusan hadir dan datang ke diri kita masing-masing dan mereka datang dgn waktu. Karenanya saya membuat sebuah pemaknaan lagi tentang apa dan bagaimana rasanya menjalani waktu secara ekstrim," pungkasnya.
Selain dia, pemenang kedua diraih oleh Dom Raditya lewat Meet My Self, We're all made of time karya Fauzi Raisyuli, dan Ferdinan Linardi dengan judul Metamorphosis.
Baca juga: Art Moments Jakarta Ditunda ke 2021 |
(tia/wes)