Legenda Broadway Amerika Stephen Sondheim Tutup Usia

Legenda Broadway Amerika Stephen Sondheim Tutup Usia

Tim Detikhot - detikHot
Minggu, 28 Nov 2021 08:44 WIB
LONDON, ENGLAND - SEPTEMBER 27:  Composer and lyricist Stephen Sondheim receives the Freedom of the City of London by the City of London Corporation in recognition of his outstanding contribution to musical theatre at The Guildhall on September 27, 2018 in London, England.  (Photo by Tim P. Whitby/Tim P. Whitby/Getty Images)
Legenda broadway Amerika meninggal dunia. Foto: Tim P. Whitby/Getty Images/Tim P. Whitby
Jakarta -

Legenda broadway Amerika Serikat Stephen Sondheim meninggal di usia 91 tahun. Kabar kematiannya membawa duka yang mendalam bagi industri broadway di negeri Paman Sam.

Ia dikenal sebagai komposer untuk sejumlah musikal kenamaan seperti Into the Woods, Sweeney Todd, Gypsy, Sunday in the Park with George, dan karya penting lainnya dari teater musikal.

Menurut produser produksi-produksi Stephen Sondheim, Aaron Meier, ia meninggal pada Jumat pagi (26/11). Dilansir dari New York Times, ia tutup usia dalam situasi tiba-tiba dan tanpa sakit apapun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stephen Sondheim diketahui sedang merayakan Thanksgiving dan makan malam bersama teman-temannya sehari sebelum perayaan berlangsung. Kerabat terdekatnya, F Richard Pappas mengatakan ia tidak diketahui menderita sakit apapun.

Dia dikenal sebagai seorang penulis lirik, penulis lagu, seniman konseptual yang tidak ada bandingannya di panggung teater modern Amerika. Karya-karyanya mampu mengkonseptualisikan apapun.

ADVERTISEMENT

Misalnya saja romansa Romeo dan Juliet yang diperbarui dari West Side Story. Selama kariernya, ia memenangkan berbagai penghargaan di bidang seni.

Di antaranya adalah Oscar, Pulitzer, delapan Grammy Awards, delapan Tony Awards, anugerah kehormatan dari Kennedy Center dan Presidential Medal of Freedom. Bahkan sebuah bangunan The Stephen SOndheim Theatre di Manhattan dibangun untuk menghormati karya-karya tesebut.

Meski karya-karyanya kerap dikritik, namun produksi-produksinya mampu menyentuh penonton.

"Saya tertarik pada teater karena tertarik untuk berkomunikasi dengan penoton. Jika tidak, saya akan berada di konser musik. Saya akan memiliki jenis profesi lainnya," tuturnya dalam sebuah wawancara kepada NPR, beberapa tahun yang lalu.

Dia mengaku menyukai panggung teater sama halnya dengan musik. "Seluruh gagasan untuk menyampaikan kepada penonton dan membuat mereka tertawa, menangis, dan berbagai perasaan lainnya, adalah yang terpenting buat saya," pungkasnya.




(tia/tia)

Hide Ads