Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan, satu per satu represi terhadap warga negaranya mulai terjadi. Kini mural-mural yang ada di Afghanistan dihapus maupun ditiban oleh Taliban.
Salah satunya mural yang dibuat oleh Shamsia Hassani yang dikenal sebagai seniman yang juga dosen di Universitas Kabul. Dalam unggahan terbaru, salah satu muralnya ada di tembok jalanan kota.
Mural itu menggambarkan sosok perempuan memakai burqa berwarna biru dan hanya terlihat alisnya saja. Perempuan itu memakai baju berwarna hitam namun lehenya justru terlihat.
Di kausnya ada gambar hati yang robek. Shamsia Hassani yang sudah malang melintang menggambar itu menggunggah gambar muralnya sebelum dan sesudah.
Baca juga: 5 Seniman Afghanistan yang Mendunia |
Shamsia Hassani mengatakan sejak Taliban memerintah di negara Afghanistan, ia banyak menerima pesan dari para pengikut di Instagram pribadinya.
"Saya baru menerima gambar ini setelah kedatangan Taliban. Mereka melukis di atas salah satu grafiti saya di kota Kabul," ucap Shamsia Hassani seperti dilihat detikcom, Kamis (16/9/2021).
Dia juga menduga kemungkinan Taliban juga melukis di atas muralnya yang lain. "Tapi saya masih belum punya gambarnya," sambungnya.
Dalam beberapa tahun belakangan, Shamsia Hassani mengaku kerap mengeluh jika ada orang atau seniman lain yang menghancurkan dan menghapus karya seninya.
"Saya berpikir bahwa diperlukan waktu bagi orang untuk mendapatkan pendidikan dan kemudian mereka punya pemahaman yang lebih baik soal seni," kata Shamsia Hassani.
"Saya tidak pernah membayangkan dunia kita akan tiba-tiba jatuh dan kita tidak akan sampai ke hari yang saya tunggu-tunggu," ucapnya.
Baca juga: 5 Seniman Jalanan Dunia yang Wajib Diketahui |
Nama Shamsia Hassani dikenal sebagai seniman jalanan perempuan pertama di Afghanistan. Lahir di kamp pengungsian di Iran pada 1998, ia kembali ke negaranya pada 2005. Ia menyelesaikan kuliah seni rupa di Universitas Kabul lalu menjadi pengajar.
Dalam sebuah wawancara pada 2013, ia bicara tentang pilihannya membawa perempuan di garis depan karyanya.
"Di masa lalu, perempuan dikeluarkan dari masyarakat dan mereka ingin perempuan hanya tinggal di rumah dan ingin melupakan perempuan. Sekarang, saya ingin menggunakan lukisan saya untuk mengingatkan orang tentang perempuan," ungkapnya.
Simak Video "Video: Kemenbud Resmikan Program GSMS dan Sekolah Bareng Maestro"
(tia/dal)