Di tengah situasi dan kondisi akibat pandemi COVID-19, mural-mural kritikan menjamur di Indonesia. Sayangnya mural sebagai medium seni untuk berekspresi dan bersuara dihapus oleh aparat.
Mural terbaru yang dihapus adalah yang berada di kawasan Ciledug, kota Tangerang. Berikut 5 mural yang dihapus aparat, seperti dirangkum detikHOT:
Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan
Mural yang berada di Jalan Wahidin Sudiro Husodo, kawasan Ciledug, Tangerang, dihapus bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-76.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Muralnya bertuliskan Wabah Sesungguhnya Adalah Kelaparan dengan cat pilox warna putih dan hitam. Karyanya ada di pintu gerbang juga dihiasi dengan warna warni penuh nuansa abstrak.
Berita penghapusan mural itu dilaporkan oleh warga kepada pihak kecamatan. Camat Ciledug Syarifuddin, membenarkan kabar penghapusan tersebut karena dianggap tak berizin.
404: Not Found
Mural bergambar sosok mirip Presiden Jokowi berada di Batuceper, kota Tangerang, viral di media sosial. Muralnya diperkirakan sudah ada sejak 9 Agustus kemudian dihapus dengan cat warna hitam karena dinilai menghina lambang negara.
![]() |
"Tetap dilidik (selidik) itu perbuatan siapa, karena bagaimana pun itu kan lambang negara ya," kata Kasubbag Humas Polres Tangerang kota Kompol Abdul Rachim kepada wartawan.
Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit
Mural berisi gambar karakter dua ekor hewan menyerupai kucing penuh warna cerah dengan tulisan 'Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit' juga viral. Mural itu bernasib sama, dihapus aparat.
![]() |
Muralnya berada di Jalan Diponegoro, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur dan kini sudah ditutup dengan cat warna krem.
Karyanya diketahui dibuat pada 25 Juli dan selesai di 2 Agustus 2021. Aparat setempatnya menghapus pada 10 Agustus karena dianggap ilegal dan tak berizin.
Tuhan Aku Lapar
Mural teranyar adalah Tuhan Aku Lapar yang juga viral dihapus aparat. Muralnya berada di tembok kawasan Tigaraksa, kabupaten Tangerang.
![]() |
Grafiti yang dibuat oleh komunitas di kawasan Tangerang itu menyampaikan aspirasi seni di tengah pandemi. Sayangnya mural yang ada pada akhir Juli itu dihapus, bahkan senimannya didatangi oleh polisi.
(tia/nu2)