Jompet Kuswidananto Ajak Nostalgia Sejarah Indonesia di ARTJOG 2021

Jompet Kuswidananto Ajak Nostalgia Sejarah Indonesia di ARTJOG 2021

Tia Agnes - detikHot
Rabu, 18 Agu 2021 13:58 WIB
Seniman Jompet Kuswidananto
Foto: artjog/ instagram
Jakarta -

Seniman Jompet Kuswidananto menjadi commissioned artist yang diusung gelaran ARTJOG 2021. Pameran seni rupa kontemporer yang eksis digelar setiap tahun, kali ini menampilkan 41 seniman Tanah Air.

Secara spesial, Jompet Kuswidananto menghadirkan karya seni instalasi site-specific yang dibuat langsung dalam ruangan di gedung Jogja National Museum (JNM). Karyanya berjudul Love is a Many Splendored Thing.

Dalam Love is a Many Splendored Thing, para pencinta seni dapat mengalami lanskap pesisir pantai. Ada pasir yang menutupi hampir lantai di dalam ruangan, puing-puing berserakan, bangkai anjing yang tertusuk cahaya, serta lautan pecahan kaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seakan menciptakan suasana apokaliptik dan kerinduan akan sebuah zaman yang nyaman, Jompet menghasilkan nuansa melankolia dan nostalgia.

Saat meet the artist yang digelar ARTJOG, belum lama ini, Jompet Kuswidananto mengatakan," Secara umum karya ini adalah proyek seni yang menyelami tatapan nostalgia dalam sejarah kemenangan."

ADVERTISEMENT

Dia pun menambahkan, "Karya-karya ini berusaha memasuki perasaan nostalgia pada imaji sebuah pertarungan, kekerasan, dan benda-benda yang berserakan."

Tapi Jompet menegaskan ia tidak bicara satu peristiwa sejarah tertentu. Dia membuka beragam interpretasi terhadap karyanya.

"Ketertarikan saya untuk mengkritiki tradisi kita dan rutinitas dalam melihat sejarah, melihat waktu atau masa depan," katanya.

[Gambas:Instagram]



Jompet Kuswidananto dikenal sebagai seorang seniman dengan beragam medium karya. Mulai dari karya seni instalasi, video, sound, perfomance, bahkan teater.

Karya-karyanya banyak berbicara tentang sejarah Indonesia, isu-isu politik, globalisasi, kolonialisme, dan mobilisasi masa dalam konteks Indonesia pasca reformasi.

Pria kelahiran 16 Desember 1976 itu juga bergabung dengan Teater Garasi. Pada 2008, ia menjadi satu-satunya seniman Indonesia dari segelintir seniman Asia yang diundang di ajang Yokohama Triennale 2008.

Ia membawakan hasil karyanya yang berjudul Java's Machine: Phantasmagoria. Ada 15 kostum prajurit keraton Jawa yang dipajang sejajar, rekaman video berisi simbol-simbol tradisi Jawa dan industrialisasi yang semakin memberikan kesan ketegangan antara tradisional dan modern, kuno dan baru, serta mistik dan ilmiah.




(tia/dar)

Hide Ads