Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional Ajak Partisipasi Publik, Tertarik Ikut?

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 13 Agu 2021 12:20 WIB
Pameran seni rupa koleksi nasional ke-3 ajak partisipasi publik dengan mengirimkan karya Foto: Galeri Nasional Indonesia
Jakarta -

Pameran seni rupa koleksi nasional yang ke-3 resmi dibuka Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim. Eksbisi kali ini tak hanya menampilkan 29 karya seni ruang publik saja namun juga mengundang masyarakat untuk mengirimkan karya di sekitarnya.

Hal tersebut diungkap saat pembukaan pameran seni rupa koleksi nasional yang digelar virtual pada 12 Agustus.

"Pameran ini juga mengajak kepada masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam sebuah program Partisipasi Publik. Kami mengundang masyarakat atau publik untuk mengirimkan foto, video, komentar tentang karya seni rupa yang berada di lingkungan sekitar mereka atau yang pernah ditemui," ucap Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto, saat pembukaan pameran.

Karya partisipasi publik itu, lanjutnya, akan membantu menemukan karya koleksi nasional yang tersembunyi atau belum diketahui.

"Galeri Nasional Indonesia sedang mengupayakan pendataan harta karun negara Indonesia khususnya karya-karya koleksi nasional dengan melibatkan partisipasi aktif dari publik," sambungnya.

Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional #3 POROS di Galeri Nasional Indonesia Foto: Galeri Nasional Indonesia

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, pun mengapresiasi karya para perupa yang berada di ruang publik. "Kita tahu karya itu sangat penting dalam perannya membentuk identitas sebuah tempat, bisa juga karena begitu seringnya kita lihat maka tidak terlihat," katanya.

Hilmar Farid mencontohkan patung Dirgantara yang di dekade 1970-an disebut sebagai patung Seven Up. Bentuknya yang mirip dengan angka 7 dan simbol Seven Up itu pernah menjadi pembicaraan masyarakat.

"Ada beberapa nama patung ruang publik yang juga punya nama khusus," sambungnya.

Melalui pameran seni rupa koleksi nasional, Kemendikbud berharap bisa menghadirkan narasi yang utuh dan cara mengenalkan karya itu menjadi utuh.

"Karya seni di ruang publik kebanyakan adalah cagar budaya, mengenalkan ulang, dan mengingatkan publik terhadap sejarah dan narasinya. Ini adalah satu langkah penting dan masih banyak urusan konservasi yang dilakukan," kata Hilmar Farid.

Program partisipasi publik telah dibuka pada 23 Juli dan bakal ditutup pada 27 Agustus 2021. Data-data yang masuk dari publik akan diseleksi oleh tim Galeri Nasional Indonesia.

Nantinya, data yang lolos seleksi akan ditampilkan sebagai bagian dari materi pendukung pameran. Karya partisipasi publik bakal diunggah setiap minggu selama bulan Agustus 2021 di laman https://galnasonline.id/.





Simak Video "Video: Galeri Nasional Bantah Isu Dugaan Pemberedelan Pameran Yos Suprapto"

(tia/srs)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork