Setiap tanggal 21 Maret, para pencinta puisi merayakan Hari Puisi Sedunia. Sejak 1999, UNESCO menetapkan tanggal 21 Maret sebagai Hari Puisi Sedunia untuk mendukung keragaman linguistik lewat ekspresi puitis dan menjaga nilai-nilai bahasa agar tidak punah.
Puisi kerap dipakai sebagai bahasa untuk mengkritik kebijakan pemerintah maupun kritik sosial yang terjadi di masa sekarang.
Hari ini di situasi yang tak menentu karena pandemi COVID-19, mari berbagi puisi-puisi favoritmu di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari berbagai puisi karya anak bangsa berikut ini, mana yang menjadi favoritmu? Intip 3 puisi di bawah ini seperti dirangkum detikcom:
1. Aku Ingin (Sapardi Djoko Damono)
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
2. Celana Ibu (Joko Pinurbo)
Maria sangat sedih menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.
Ketika tiga hari kemudian Yesus bangkit
dari mati, pagi-pagi sekali
Maria datang ke kubur anaknya itu,
membawa celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.
"Paskah?" tanya Maria
"Pas sekali, Bu," jawab Yesus gembira.
Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga
3. Kangen (WS Rendra)
Kau tak akan mengerti
Bagaimana kesepianku
Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
Kau tak akan mengerti
Segala lukaku
Karena luka telah sembunyikan pisaunya
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun dalam darahku.
Apabila aku dalam kangen
Dan sepi itulah berarti
Aku tungku tanpa api.
(tia/dal)