Pameran Virtual In Frame Boyong Karya Dua Seniman Indonesia ke Ranah Global

Pameran Virtual In Frame Boyong Karya Dua Seniman Indonesia ke Ranah Global

Tia Agnes - detikHot
Senin, 21 Des 2020 13:38 WIB
Pameran Virtual In Frame yang digelar Chiarobytes pada 20 Desember-20 Januari 2020
Pameran seni virtual In Frame digelar pada 20 Desember 2020 - 20 Januari 2021 Foto: Chiarobytes/ Istimewa
Jakarta -

Pandemi tidak membuat para seniman berhenti berkarya. Lewat pameran seni virtual bertajuk In Frame yang diselenggarakan oleh ChiaroBytes, dua pelukis Tanah Air memajang karya-karya yang diciptakan secara daring mulai 20 Desember 2020.

In Frame menampilkan karya para seniman yang mendalami seni karakter dalam berbagai bentuk. Managing Director Chiarobytes, Kenny Yustana, menuturkan di pameran virtual sebelumnya biasanya ada empat pelukis tapi kini menjadi dua seniman.

"Berdasarkan pengalaman kami di dalam industri seni selama 20 tahun, kami merasa banyak seniman yang tidak berkesempatan untuk menampilkan karya mereka. Misi awal kami adalah untuk menyediakan wadah kepada seniman agar dapat menunjukkan karya tanpa limitasi," tutur Kenny kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap bulannya, ChiaroBytes sebagai penyelenggara aktif membuat pameran virtual sejak pandemi mewabah. Pada September, ada empat seniman perempuan, bulan berikutnya berganti menjadi empat seniman muda laki-laki, dan November dengan menggandeng seniman yang punya konsep unik.

Kali ini, dalam pameran virtual In Frame ada dua seniman yakni Agus Urip Wijianto asal Bojonergoro, Jawa Timur. Dari lukisan yang dipajang, salah satu yang menarik adalah Nenek dan Nasi Putih.

ADVERTISEMENT
Pameran Virtual In Frame yang digelar Chiarobytes pada 20 Desember-20 Januari 2020Pameran Virtual In Frame yang digelar Chiarobytes pada 20 Desember-20 Januari 2020 Foto: Chiarobytes/ Istimewa

"Orang tua terkadang jarang diperhatikan, maka saya melukis nenek-nenek dalam karya-karya saya. Ada anak-anak yg menelantarkan orang tua. Inspirasi saya dalam berkarya adalah kehidupan sehari hari yang saya alami," tuturnya.

Obyek-obyek dalam karyanya terbilang sangat mendalam. Urip ingin menyampaikan pesan agar siapa pun tidak pernah melupakan orang tuanya dan terus merawat sampai akhir hayat.

Seniman kedua yakni Marchelino Hansell asal Batam. Pria kelahiran 2001 yang menyukai dunia seni sejak SMA itu, kerap membuat karakter dan gaya masing-masing.

Pameran Virtual In Frame yang digelar Chiarobytes pada 20 Desember-20 Januari 2020Pameran Virtual In Frame yang digelar Chiarobytes pada 20 Desember-20 Januari 2020 Foto: Chiarobytes/ Istimewa

Salah satu lukisan yang menarik ditelisik adalah Colorful Flamenco ang merupakan kolaborasi bersama dengan penari flamenco luar negeri. Setiap gerakan tari yang berhasil dilukiskannya adalah keunikan semesta yang penuh makna.

"Saya memilih karya-karya tersebut karena mereka mewakili proses saya mengawali diri sebagai pelukis manual atau digital, dapat terlihat dalam guratan guratannya yang mungkin terbilang masih belum rapi namun menurut saya unik dan mewakili saya untuk berproses berbenah dalam berkarya," tukasnya.

Karya kedua seniman bisa dikunjungi sampai 20 Januari 2021 lewat situs www.chiarobytes.com.




(tia/dar)

Hide Ads