Gelaran Novembre Numerique resmi dibuka pada 27 November 2020. Festival seni media dan teknologi yang diselenggarakan oleh IFI Indonesia itu menggandeng 6 seniman perempuan dan satu seniman asal Prancis.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah ciptaan duo seniman performans asal Surabaya, Illumi. Seniman yang terdiri dari Ryan Herdiansyah dan Putri Eiash membuat karya seni instalasi berjudul The Divine Enigma: Ars Moriendi.
Ada 3 video berukuran raksasa yang dipajang di House of Sampoerna, Surabaya. Saat pembukaan pameran, Putri menceritakan karya Illumi menghubungkan antara seni performans, instalasi, dan eksperimental.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sengaja mengambil inspirasi dari Ars Moriendi yang berarti seni keserakatan dari tahun 1415 dan 1450. "Dalam cerita Ars Moriendi, 60 tahun setelah pandemi wabah hitam berlangsung, abad pertengahan mencapai kematian yang baik," tutur Putri.
Illumi pun membuat penggambaran visual tentang sebuah kematian.
"Seperti dalam filosofi 'spirit pool', kami membuat visualisasi kematian yang indah," sambungnya.
Menurut Putri, karya seni instalasinya mengisahkan tentang filosofi memento mori atau pengingat simbolik akan kehidupan yang bersifat fana dan segala ciptaannya pasti akan mati.
"Melalui karya ini kami ingin mengajak audiens untuk menjelajahi sebuah wilayah di antara hidup dan mati. Sebagaimana juga bangunan-bangunan tua yang berada di tengah tarikan antara masa lalu dan masa depan, antara diingat dan dilupakan," lanjutnya.
Selain Illumi asal Surabaya, pameran seni Novembre NumΓ©rique juga menggandeng Evi Ovtiana (Medan), Mira Rizki (Bandung), Arum Dayu (Yogyakarta), Adhika Annisa bersama Medy Mahasena (Bali), dan Raslene (Jakarta). Mereka juga berkolaborasi dengan seniman asal Prancis, GaΓ«tan Trovato.
Pameran seni media dan teknologi sudah bisa dilihat pengunjung secara virtual mulai 27 November 2020 lewat situs pribadi http://novembrenumerique.id/.
(tia/dal)