Pameran seni PULIH yang digelar Pasar Seni Ancol menggandeng 10 seniman ternama Tanah Air untuk memajang karya-karyanya. Ada perupa Arahmaiani, arsitek Eko Prawoto hingga Tisna Sanjaya.
Kurator pameran PULIH, Mia Maria, mengatakan seniman-seniman yang diseleksi untuk proyek tersebut adalah mereka yang menggarap karya atau aktivasi sosial yang membicarakan pemulihan di berbagai bidang.
"Beberapa di antara mereka bekerja di komunitas-komunitas dan karya mereka sesuai dengan visi misi kami untuk pameran seni PULIH," tutur Mia Maria, saat jumpa pers virtual, Kamis (12/11/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Mia Maria, ruang seni dan budaya menjadi tempat yang relevan untuk merespons kondisi pandemi yang mewabah di Indonesia. Para seniman pun seakan harus bereaksi dan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
"Bukan sekadar satu obyek yah, tapi karya seni budaya itu adalah hasil dari rangkaian kontemplasi, reaksi, dan persepsi dari seniman," lanjutnya.
Pimpinan Pasar Seni Ancol itu mencontohkan karya dari Lab Tanya asal Tangerang, Banten, duo arsitek yang fokus pada riset tentang ruang urban. Di PULIH, mereka menghadirkan kembali pembicaraan soal dapur yang menjadi sejarah budaya Indonesia.
Berbeda dengan Tisna Sanjaya, perupa sekaligus pengajar di Seni Rupa ITB yang kerap menyentil persoalan lingkungan dan masyarakat.
"Karya Kang Tisna bukan hanya membicarakan tapi juga mengaktifkan, bernegosiasi dengan pemerintah setempat supaya menciptakan sistem lingkungan yang lebih baik kepada masyarakat," katanya.
Selama masa pandemi yang mengharuskan melakukan karantina, Tisna Sanjaya merasa resah dengan kondisi tersebut sampai akhirnya menemukan metode terbaik untuk merespons pandemi.
Hana Madness yang karya-karyanya kerap membicarakan tentang kesehatan mental itu akan berbicara tentang jenis-jenis emosi dalam tubuh manusia, dari sedih, murung, sampai bahagia.
(Lanjut halaman ke-2)
"Hana mau mengajak masyarakat untuk melakukan interaksi untuk membangun karya. Ia ingin semuanya bisa menyelami jenis-jenis emosi yang kita selalu alami," tukasnya.
Ke-10 seniman yang diundang di antaranya adalah perupa Arahmaiani yang dikenal dengan isu lingkungan dan kesetaraan.
Sutradara film dokumenter Chairun Nissa atau Ilun, arsitek Eko Prawoto, seniman Hana Madness, Lab Tanya asal Tangerang yang merupakan aktivis sosial tentang fungsi ruang urban, seniman performans Melati Suryodarmo.
Kemudian ada perupa sekaligus pendiri Rumah Seni Cemeti Mella Jaarsma, perupa asal Bandung Tisna Sanjaya, musisi Reda Gaudiamo, dan Galih Nagaseno dari Amerta Sound yang mengeksplorasi alat-alat musik tradisional sebagai metode pemulihan lewat suara.
Pameran seni PULIH dibuka pada 14 November 2020.
(tia/doc)