Seniman Ai Weiwei yang dikenal pembangkang terhadap pemerintahan China akhirnya membuka suara soal dokumenter yang membuat heboh publik. Dokumenter yang dibuatnya memperlihatkan gambaran COVID-19 yang terjadi di Wuhan, sebagai kota pertama dari penyebaran virus Corona.
"Orang-orang telah kehilangan kepekaan dan nilai kemanusiaan mereka, jadi kami tidak akan belajar apa pun dari pandemi ini, yang mana hal itu sangat menyedihkan," ungkap Ai Weiwe, dilansir dari Guardian, Senin (5/10/2020).
Selama lockdown, Ai Wewei membuat film tentang Wuhan yang berjudul Coronation dan tersedia di Vimeo. Ia juga menghasilkan 10.000 masker dan mengumpulkan sejumlah dana untuk disumbangkan ke organisasi Humn Rights Watch, Refugees International, dan Medecins Sans Frontieres.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dokumenter Coronation sempat menghebohkan publik. Potret yang memilukan antara pandemi yang merajalela, susahnya birokrasi, sampai permasalahan ekonomi yang mengubah kehidupan di China.
Beberapa gambar menunjukkan kota Wuhan yang kosong, gedung pencakar langit yang tak ada orang sama sekali, kereta api yang berhenti berjalan, jalan raya yang tidak ada mobil, sampai latar langit kelabu yang menghiasi Wuhan.
![]() |
Lewat akun Instagram, Ai Weiwei mengatakan Coronation menjadi film berdurasi panjang tentang virus Corona yang terjadi di Wuhan.
"Sebagai kota pertama yang dilanda pandemi global, metropolis China dengan populasi 11 juta dikunci kotanya dan belum pernah terjadi sebelumnya," tulis Ai Weiwei di akun Instagram.
Dari hasil menjalani lockdown, Ai Weiwei juga rencananya menggelar sebuah pameran di Cambridge, Inggris.
Saat ini, sang seniman juga diketahui tinggal di Inggris. Setelah mendapatkan kembali paspornya pada 2016, ia sempat tinggal di Jerman.
Tapi tahun lalu, Ai Weiwei meninggalkan Jerman dan memboyong keluarganya ke Inggris. Ia tidak senang dengan sikap damai Jerman terhadap China, yang punya ikatan komersial terhadap negara asalnya.
(tia/doc)