Pertukaran Seni Budaya Korea-Indonesia Tetap Digelar di Cirebon saat Pandemi

Pertukaran Seni Budaya Korea-Indonesia Tetap Digelar di Cirebon saat Pandemi

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 08 Sep 2020 11:56 WIB
Program pertukaran seni dan budaya Korea-Indonesia Digelar saat Pandemi COVID-19
Program pertukaran seni budaya Korea-Indonesia tetap digelar saat pandemi Foto: ARCOLABS
Jakarta -

Program pertukaran pendidikan seni dan budaya Korea-Indonesia yang bernama Made in Cirebon tetap digelar saat pandemi COVID-19. Proyek kolaborasi yang berjalan sejak Mei bakal berlangsung sampai bulan ini.

Kepala Tim Hubungan Internasional Korea Arts and Culture Education Service (KACES), Serin Kim Hong mengatakan kota Cirebon menjadi tuan rumah dari proyek tahun pertama ini karena kekayaan budaya kota tersebut.

"Program pertukaran ini akan sangat menarik kalau konten pendidikan seni dan budaya bisa dikembangkan dari kota yang sangat multikultural dan punya akar tradisi yang kuat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima detikcom, Selasa (8/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Program pertukaran juga bekerja sama dengan ARCOLABS - Center for Art and Community Management yang mengeksekusi proyek. Menurut keterangan ARCOLABS, rencana awal program seharusnya digelar pertukaran secara fisik tapi dipindahkan menjadi program online.

"Ini tantangan untuk metode kolaborasi terbaru. Ini juga pertama kalinya kami bekerja dengan orang-orang dan mitra baru yang hanya kami temui melalui layar virtual," ungkap Direktur ARCOLABS, Jeong Ok Jeon.

ADVERTISEMENT
Program pertukaran seni dan budaya Korea-Indonesia Digelar saat Pandemi COVID-19Program pertukaran seni dan budaya Korea-Indonesia Digelar saat Pandemi COVID-19 Foto: ARCOLABS

Jeong Ok Jeon melanjutkan, "Tapi kami juga belajar dengan keterbatasan, ternyata program ini bisa berjalan."

Dia menjelaskan di lokakarya seniman pada Juli seniman Korea dan Indonesia yang terpilih di antaranya adalah Boo Ji Hyun (seniman media), Fransisca Retno (seniman performans), dan Alfi Zachkyelle (animator).

Pada Agustus, kolektif seniman Sinau Art yang berbasis dari Cirebon dipilih untuk menggelar lokakarya. Berlanjut untuk pelatihan bagi siswa dan guru yang digelar bulan ini di SMP Negeri 1 Kota Cirebon.

Nantinya, pameran seni kecil yang menampilkan belajar siswa dan seniman yang terlibat dalam Made in Cirebon rencananya digelar pada 25-26 September 2020.

Koordinator Sinau Art asal Cirebon, Nico Broer, yang berpengalaman di proyek Jagakali Art Festival menuturkan pihaknya belajar bagaimana mengeksplorasi pendekatan seni untuk siswa sekolah.

"Kami berharapnya seni bisa diakses oleh masyarakat umum," pungkasnya.




(tia/dar)

Hide Ads