Sejak tahun 2018, Komunitas Salihara bekerja sama dengan Gyeonggi Creation Center (Korea Selatan) dan Arcolabs menyelenggarakan residensi (mukim sementara) dengan cara unik. Selain berpindah secara geografi, para seniman juga melakukan workshop dan riset.
Tahun ini ada 4 seniman yakni Andrita Yuniza (Indonesia), Asyraf Said (Singapura), Mira Kim (Korea Selatan), dan Nicole Phua (Singapura).
Selama dua bulan, mereka mengembangkan karya-karya terbaru. Hasilnya adalah berbagai karya berdasarkan mitos, gaya dan lingkungan hidup di Indonesia, serta negara asal mereka.
"Hybrid Sphere mengangkat konsep akulturasi budaya yang diamati oleh para seniman selama residensi," tulis keterangan pers Komunitas Salihara.
Pameran memajang karya mulai dari drawing, found object, video, performance art tentang ritual memanggil hujan, dan lain-lain. Melalui pameran ini, Komunitas Salihara ingin menciptakan dialog dan pertukaran ide bersama para seniman.
Pameran akan berlangsung pada 8 hingga 14 Februari 2020 di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan.
(tia/dal)