5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia

5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 04 Sep 2020 17:00 WIB
5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia
5 Seniman Indonesia mejeng karya di Ars Electronica Festival 2020 Foto: Connected Art Platform/ Istimewa
Jakarta -

Festival seni dan teknologi dunia Ars Electronica Festival kembali digelar pada 9-13 September 2020 dengan pusat pameran di Kepler Garden, JKU, University Linz, Austria. Situasi pandemi Corona membuat festival digelar secara daring di 120 lokasi seluruh dunia.

Di edisi ke-41 Ars Electronica Festival, Connected Art Platform mendapat kesempatan untuk berpartisipasi. Connected Art Platform menjadi penyelenggara Ars Electronica Garden Jakarta dari 120 titik lokasi yang tersebar di mancanegara.

Kurator Connected Art Platform, Mona Liem menyeleksi 5 seniman Indonesia dari berbagai latar profesi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu-satunya kesamaan mereka adalah memadukan seni dengan sains atau teknologi untuk menyampaikan keresahan dan perhatian mereka terhadap tantangan dan keadaan yang sekitar mereka," tutur Mona Liem, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (4/9/2020).

Kelima seniman mengusung tema Prisma Garden yang terinspirasi dari keberagaman alam dan manusia di Indonesia.

ADVERTISEMENT
5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia Foto: Connected Art Platform/ Istimewa

"Prisma Garden menggambarkan adanya keanekaragaman yang ada di Indonesia, seni memiliki fungsi tersendiri sebagai jembatan yang ada di masyarakat," tutur Mona Liem.

Seniman yang berpartisipasi adalah Prison ARt Programs (PAPs) yang dimotori oleh Angki Purbandono. Mereka membuat karya bertajuk Atas Nama Daun yang idenya berasal saat ia berada dipenjara karena daun ganja.

Lewat dunia seni, Angki merasa terselamatkan dan menularkannya kepada teman-teman sampai terbentuklah pergerakan seni kolaboratif soal kenangan penjara.

Seniman kedua yakni Naufal Abshar yang merasa resah dengan tumbuhnya hutan beton di kotanya. Naufal Abshar yang menghadirkan karya berjudul I bet U love my garden itu membuat taman ciptaan yang tersebar di berbagai tempat di Jakarta.

Arsitek Rubi Roesli menampilkan karya String Compositition Series 6. "Saya ingin adanya karya seni instalasi ini membuat kita semua belajar dan berpikir tentang ruang saat kita berada dan bagaimana merespons keberadaannya," ucapnya.

5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia5 Seniman Indonesia Mejeng Karya di Festival Seni dan Teknologi Dunia Foto: Connected Art Platform/ Istimewa

Notanlab juga menghadirkan fenomena media sosial dan generasi Z lewat aplikasi berbasis situs bernama c o l o (u r ). Motionbeast pun menginterpretasikan penggunaan teknologi drone.

Mona Liem menambahkan, Ars Electronica mengajak penikmat seni menikmati Prisma Garden sebagai salah satu teknologi baru.

"Pengunjung juga bisa hadir di pameran virtual ini dalam bentuk avatar, sehingga pengunjung dapat berinteraksi dan berdiskusi dengan seniman maupun kurator layaknya menyaksikan pameran secara langsung," pungkasnya.




(tia/dar)

Hide Ads