Beda halnya dengan pelukis Widiyatno. Sahabat Butet yang kerap dipanggil Wid merupakan teman kolaborasinya dalam membuat komik strip yang terbit di koran harian, Media Indonesia, setiap hari Minggu.
Bersama Wid, di komik strip 'Bung Sentil', Butet membuat narasi cerita dan Wid yang menggambarkannya. Sudah hamoir 10 tahun lamanya, kolaborasi tersebut berjalan dan akan terus mengeksplorasi lebih dalam.
Di bagian kanan dari pintu masuk Tugu Kunstkring Paleis, ada puluhan lukisan-lukisan cat air Widiyatno. Bedanya lebih banyak detail dan keterangan kata-kata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya saja pemandangan angkutan umum bajaj yang khas Jakarta, pemandangan Pelabuhan Sunda Kelapa dengan perahu-perahu phinisi, gang-gang sempit kota, metro mini, gerobak, orang yang tidur di bawah pohon sampai lanskap keadaan di dalam rumahnya.
"Karya Widiyatno bertumpu pada lanskap kasat mata, apa yang dia saksikan, menumbuhkan daya tarik, menggetarkan naluri estetik dan artistiknya lalu diabadikan menjadi sketsa, dilukis menggunakan cat air, arkilik, dan cat minyak pada kertas atau kanvas," tutur Suwarno.
Puluhan gambar cat air keduanya sudah bisa dilihat di ruang pamer Tugu Kunstkring Paleis hingga 21 Desember 2019.