Ardya Dhyaksa lewat 'Anthropoid Smartstone' berada di posisi ketiga. Ia menggunakan media konvensional keramik namun diggambarkan secara kontemporer.
"Kami bertengkar yang hangat. Saking hangatnya jadi sengit. Penjurian Karya Trimatra Salihara melalui penilaian proposal anonim. Di tahap kedua, dewan juri menilai membaca buta tanpa melihat nama. Cara ini kami anggap penting dengan menghilangkan favoritisme," tutur Heri Pemad.
Sejak pendaftaran dibuka pada Desember 2018, Komunitas Salihara menerima 202 konsep karya seni dari seniman di berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan 202 konsep dwimatra yang masuk (187 konsep di antaranya lolos seleksi administrasi), tim dewan juri memilih 37 peserta untuk mengirimkan karya trimatra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Kompetisi Karya Trimatra Salihara dimenangkan oleh Faisal Habibie (2013) dan Suryo Herlambang (2016). Nantinya para pemenang terpilih tahun ini bakal mendapat hadiah berupa menjadi seniman mukiman atau artist in recidency di Eropa dan Asia. (tia/nu2)