Di salah satu sudut ruang pamer 'Jejak Langkah Pram', ada mesin ketik kesayangan Pram.
"Ini mesin ketik kesayangan Pak Pram. Jadi di rumah pribadi Pak Pram di kamarnya ada mesin ketik di ruang kerjanya juga ada mesin ketik. Ini salah satu kesayangan milik Pak Pram," ujar kurator pameran, Engel Tanzil, saat ditemui di RBoJ Coffee, kawasan Buncit, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Mesin ketik menjadi benda bersejarah bagi Pram. Tanpa mesin ketik, karya-karya Pram tak akan bisa menyapa pembaca Tanah Air dan dunia hingga dikenal sampai sekarang.
Menurut Engel, kalau bukan karena novel 'Bumi Manusia' yang menjadi pembuka dari 'Tetralogi Buru', generasi milenial sekarang tak akan kembali menggali karya Pram.
"Bangsa Indonesia punya kesempatan yang luar bisa memiliki seorang Pramoedya Ananta Toer. Keberanian Pak Pram untuk menulis dan gimana masih tetap berkarya dalam kondisi yang susah, itu yang harus kita apresiasi. Karyanya butuh perjuangan," kata Engel.
Pameran 'Jejak Langkah Pram' masih berlangsung hingga 31 Agustus 2019 di RBoJ Coffee, Jakarta Selatan.
Baca juga: Mempopulerkan Kembali Pramoedya Ananta Toer |
Simak Video "Daftar Film soal Perjuangan, Cocok untuk Momen HUT RI ke-77"
[Gambas:Video 20detik]
(tia/nu2)