Pameran seni 'Matter and Place' menampilkan karya-karya yang menghubungkan antara materi dan observasi inderawi yang berpengaruh pada cara kita memaknai identitas diri. Pihak museum menyeleksi 6 seniman, satu di antaranya adalah arsitek kenamaan Andra Matin.
"Ide besar pameran ini berangkat dari pertanyaan hubungan antara orang-orang dan tempat. Dari situ kita menyeleksi karya-karya dari koleksi museum, dan dua arsitek Andra Matin serta perupa asal Malaysia Sooshie Sulaiman," kata kurator pameran, Asri Winata saat media tur di Museum MACAN, kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (12/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para seniman yang berpameran menggunakan pendekatan material karya untuk menghadirkan sejumlah gagasannya. Ada isu tentang sosial, politik, ekonomi maupun lokasi geografi yang spesifik.
"Karya-karya ini juga menginterpretasi pandangan tentang tempat," lanjut Asri.
Misalnya saja di bagian depan ruang pamer, pengunjung bisa melihat karya seniman asal AS Theaster Gates yang berjudul 'A Transgressive Wyoming' dan koleksi museum. "Setengah karya permukaannya dicat dengan bahan yang digunakan untuk atap di rumah-rumah lokal. Ini juga project yang dikerjakan bersama ayahnya yang pekerja konstruksi," katanya.
![]() |
Selanjutnya ada 3 lukisan skala besar karya Genevieve Chua dan Danh Vo asal Vietnam. Di karya Danh Vo, ia menggunakan material kardus yang dilapisi kertas emas.
"Kardus-kardus bekas ini yang diimpor dari Barat ke Vietnam. Lewat kardus ini saja sudah banyak persoalan identitas yang diceritakan Danh Vo," lanjut Asri.
Ada juga dua lukisan FX Harsono 'Wipe Out #1' yang dibuat dari performance art 'Writing in the Rain' sebelum pembukaan resmi di Museum MACAN. Di antara karya-karya tersebut ada dua instalasi berskala besar. Yakni 'Elevation' karya Andra Matin dan 'Tadika Getah' ciptaan Shooshie Sulaiman.
"Matter and Place adalah langka berani di mana seni disandingkan bersama teori, kemudian ditampilkan untuk audiens kami. Kami harap pameran ini bisa mengugah rasa ingin tahu," tukas Direktur Museum MACAN, Aaron Seeto.
Pameran berlangsung mulai 13 April hingga 21 Juli 2019 di area Taman Patung, Museum MACAN Jakarta. (tia/nkn)