Dibuka pada 6 Januari lalu, pamerannya dimulai dari era 1960-1970an dengan nama Aming Prayitno dan Sudarisman. Di era '90an ada Ugo Untoro, Jumaldi Alfi, dan Edo Pilu. Serta tiga perupa muda masa kini, Ridho Rizky, Danni Febriana, dan Seno Wahyu Sampurno.
Setiap zaman memiliki 'kecendrungan' masing-masing. Di era 1960an tak luput dari isu pergolakan politik dan peralihan kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Di karya Aming Prayitno dan Sudarisman, keduanya menampilkan obyek-obyek kerakyatan yang lalu berubah ke abstrak dan dekoratif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dekade 1990an, Indonesia kembali bergairah dengan aksi melawan Orde Baru. Karya para perupa seperti Ugo Untoro, Jumaldi Alfi, dan Edo Pilu mengeksplorasi estetika dalam karya mereka yang sarat akan makna kritis.
![]() |
"Jika di era-era sebelumnya seni rupa Indonesia disibukkan dengan isu-isu seputar identitas, nasionalisme, dan revolusi. Maka pada saat sekarang perupa lebih dihadapkan pada hal yang lebih kompleks, yaitu terpaan globalisasi," tulis keterangan pers yang diterima detikHOT.
Lewat karya Ridho Rizki, Seno Wahyu Sampurno, dan Danni Febriana, karya seniman ini diharapkan dapat memperlihatkan transisi yang terjadi. Pameran berlangsung pada 6-21 Januari 2019 di Kiniko Art, SaRanG Building Blok II, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.