Penari Maria Darmaningsih Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis

Penari Maria Darmaningsih Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 13 Nov 2018 11:47 WIB
Penari Maria Darmaningsih Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis Foto: IFI Jakarta
Jakarta - Anugerah kehormatan seni dan sastra dari pemerintah Prancis tahun ini diberikan kepada Maria Darmaninsih. Pendiri Indonesian Dance Festival sekaligus penari itu menerima penghargaan dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Jean-Charles Berthonnet akhir pekan lalu di Komunitas Salihara, Jakarta Selatan.

Ia dianugerahi lencana Chevalier des Arts et des Lettres (Knight of the Order of the Arts and Letters). Penghargaan ini diberikan kepada tokoh-tokoh Indonesia yang memiliki dedikasi pada dunia seni.

"Penghargaan diberikan mengingat peran Beliau dalam memajukan budaya seni tari di Indonesia pada umumnya, dan sebagai salah satu pendiri Indonesian Dance Festival dari awal sampai sekarang, juga perannya dalam menjalin kerjasama budaya antara Indonesia dan Prancis khususnya," ujar Dubes Prancis dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Selasa (13/11/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lencana diberikan bertepatan dengan penutupan perhelatan dua tahunan Indonesia Dance Festival (IDF) yang diprakarsai oleh Maria Darmaningsing, Nungki Kusumastuti, Melina Surjadewi, Sal Murgiyanto, Dedy Luthan, dan Tom Ibnur pada 1992. IDF juga telah menerima penghargaan MURI sebagai 'Festival Tari Terlama di Indonesia' pada 2010.

Penari Maria Darmaningsih Raih Penghargaan dari Pemerintah PrancisPenari Maria Darmaningsih Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis Foto: IFI Jakarta


Sebagai seorang penari, Maria Darmaningsih mulai meniti karier di tahun 1980-an. Ia telah tampil dan mengajar di berbagai pagelaran tari mancanegara. Di antaranya Biennale de Danse di Lyon pada 2010 di Prancis.



Dia pun sukses menciptakan berbagai koreografi yakni Langen Kusuma Warasthra (Yogyakarta, 1979), Manglung Sekar (Yogyakarta, 1980), Sri Tanjung (Bandung, 1982), Tarian Anak-anak (Makassar, 1983), Bedaya Dewabrata (Jakarta,1987), Manggon (1995), Ruwatan (Belanda, 1996), Celebration of Life (Jakarta, 1998), The Lotus Blossom II (Kanada, 2000), The Circle of Life (Kanada, 2000), Beginning and End (Kanada, 2001), The Lotus Blossom II (Kanada, 2001), Love and Life (Kanada, 2002), dan The Lotus Blossom III, (Kanada, 2002).

Sebelumnya tokoh Indonesia yang mendapat penghargaan di antaranya adalah Anggun (2005), Christine Hakim (1991), Adjie Damais (2015), Garin Nugroho (2016) dan Sunaryo (2017).


(tia/dal)

Hide Ads