Pertama kali ada di balai lelang, lukisan yang judul aslinya adalah 'Coin de jardin avec papillons' itu perdana dipamerkan di Jepang lewat pameran 'Van Gogh & Japan'. Lalu mengalami tur lagi di Van Gogh Museum di Amsterdam, Hokkaido Museum of Modern Art di Sapporo, Tokyo Metropolitan Art Museum dan The National Museum of Modern Art di Kyoto sepanjang tahun 2017 dan 2018.
"Selama dua tahun Van Gogh menghabiskan waktu di Paris dari Maret 1886 sampai Februari 1888, ini adalah masa cemerlang dari kariernya yang akhirnya ia menemukan gaya pribadinya," ujar Senior Specialist, Impressionist, and Modern Art di Christie's, David Kleiweg, dalam keterangan pers yang diterima detikHOT, Senin (22/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan banyaknya pengaruh kreatif, dari print pointilism ala Jepang sampai gaya eksperimental di era tersebut.
"Lukisan 'Coin de jardin avec papillons' adalah kunci dari inovatif dan gaya radikal Van Gogh," ujarnya lagi.
Taman yang digunakan Van Gogh sebagai lokasi lukisannya berada di Asnières, wilayah sub-urban di kota Paris dekat Seine. Di dekade 1800-an, wilayah ini terkenal sebagai lokasi wisata.
Di kota itu pula, Van Gogh bertemu dengan pelukis muda post-impressionists lainnya seperti Emile Bernard dan Paul Signac. Keduanya menginspirasi Van Gogh untuk mengadaptasi teknik eksperimental seperti pointilism.
Di katalog pameran 'Van Gogh & Japan Exhibition' disebutkan sejarawan seni Cornelia Homburg mendeskripsikan lukisannya sebagai, "Tidak ada karya lain dari Paris yang menunjukkan fokus yang sama detil seperti lukisan ini."
Tonton juga video 'Lukisan Raden Saleh 'Megamendung' Dilelang Rp 26M':
(tia/nu2)