Ketiganya mengungkapkan kisah inspiratif dari kehidupan yang dilakoni. Aan memulai cerita dari makan malam bersama ibu, kakek, dan neneknya. Dari tiga tokoh tersebut yang paling berperan besar dalam hidup Aan.
"Kakek saya bertanya pada saya, kamu tahu siapa penemu lampu listrik? Saat itu kakek saya yang punya perpustakaan sudah menduga, saya punya jawabannya. Saya bilang, Thomas Alfa Edison. Lalu dia nanya lagi, menurutmu apa yang paling penting yang bisa dipelajari dari Thomas Alfa Edison. Ya karena dari gelap bisa jadi terang. Kakek saya malah bilang kalau cuma Thomas Alfa Edison yang tahu," jelas Aan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dari sosok kakeknya pula, Aan bisa membaca buku-buku di perpustakaan kakeknya. Di awal 2000-an, Aan pun mendirikan perpustakaan dan lewat puisi pula, dia melanglang buana.
"Saya tahu kelemahan saya yang membenci manusia, makanya saya tidak pernah menyewa kos sendirian. Saya berinteraksi dengan manusia," kata Aan.
Lewat panggung CNN Indonesia Monologue pun, Melanie Subono menceritakan kisah yang belum pernah diceritakannya.
"Sepanjang SD, SMP, dan SMA saya menghabiskan hidup saya dengan kemarahan. Selalu ada orang yang saya salahkan atas apa yang terjadi dalam hidup saya. Dua kali gagal rumah tangga, dikasih sakit terus-terusan dari tumor, kanker juga, sampai nggak bisa bayi tabung," tutur Melanie.
Nantinya panggung CNN Indonesia Monologue yang merupakan event off-air akan berlangsung rutin hingga Desember 2018, dengan menghadirkan tiga tokoh Tanah Air dengan audiens. (tia/kmb)