Kelas fotografi gratis itu, lanjut Anton, ada karena sebuah inisiatif. Kepada detikHOT, Anton menceritakannya.
"Banyak orang yang teriak teriak 'Mas Anton, buat Kelas Pagi dong di Tangerang, di Bandung, Manado, Pontianak, dan lain-lain. Tapi tidak ada satu pun dari mereka yang menjalankan itu. Mereka nyuruh gue untuk buat, bukan mereka yang bikin. Kelas Pagi ada karena sebuah inisiatif. Bukan karena gue," tutur Anton menerangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengalaman terbentuknya Kelas Pagi Papua di Sentani pada 2016 juga terbilang unik. Ketika mengisi workshop, Anton disuruh tanda tangan, dia pun terkejut.
"Apaan ini, gue bilang. Katanya, tanda tangan pernyataan Kelas Pagi ada di Papua? Hah? Kelas Pagi ada di sini, kaget gue. Gue baca, pernyataannya adalah 'kelas pagi adalah komunikasi berbasis pendidikan dan itu gratis," ujarnya.
![]() |
"Kaget gue, nangis. 'Elu udah ada ini. Berapa lama? Tiga bulan'. Kalau ada kayak gitu gimana coba? Yaudah gue support. Keren dong. Itu inisiatif. Dia udah berusaha sendiri. Dia nggak pernah minta duit," kata Anton.
Sebelum Kelas Pagi Papua, ada Kelas Pagi Yogyakarta yang berdiri sejak 2009. Terbentuk dari inisiatif teman-teman, Kelas Pagi di kota tersebut pun berjalan lancarr.
"Jika ada inisiatif, semuanya bisa. Banyak orang yang pinter, tapi orang yang punya inisiatif dan berani, jarang. Kita butuh orang orang yang inisiatif. Indonesia butuh orang orang yang inisiatif dan sikap," pungkasnya.