Cerita Anton Ismael Bangun Sekolah Fotografi Gratis 'Kelas Pagi' Sejak 2006

Cerita Anton Ismael Bangun Sekolah Fotografi Gratis 'Kelas Pagi' Sejak 2006

Hanif Hawari - detikHot
Rabu, 31 Jan 2018 12:00 WIB
Cerita Anton Ismael Bangun Sekolah Fotografi Gratis 'Kelas Pagi' Sejak 2006 Foto: dok. RUCI Art Space
Jakarta - Bukan Anton Ismael namanya kalau tidak membuat gebrakan dalam hidupnya. Mendirikan Kelas Pagi juga bukan tanpa sebab belaka, pria lulusan Bachelor of Art di bidang fotografi dari Royal Melbourne Institute of Technology itu terbilang sukses menjalankan Kelas Pagi.

Seperti nama Kelas Pagi yang terdapat embel-embel kata 'pagi'. Pendiri studio Third Eye Space itu juga mendirikan kelas fotografi pada awal 2006. Kepada detikHOT, Anton menceritakan asal mula kelas fotografi tersebut.

"Pada saat itu, kita sangat cair. Kita mempelajari kayak pertanyaan-pertanyaan personal dari seorang anak. Itu saya jawab satu per satu. Nah, di tengah-tengah jalan, ada orang nambah, nambah lagi. Karena orang ini nulis artikel-artikel tentang itu. Apa, bagaimana hasilnya, dan lain-lain," tutur Anton, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Di tahun kedua pada 2007, Kelas Pagi mendatangkan 250 orang ke studionya. Anton kaget dengan antusias pecinta fotografi yang tertarik belajar.

"Di situ, gue langsung 'anjrit, gue harus ngapain nih?' Terus, ada yang bilang 'namakan saja kelas pagi'. Terserah elu, yaudah jalankan bro kata gue," cerita Anton.

Cerita Anton Ismael Bangun Sekolah Fotografi Gratis 'Kelas Pagi' Sejak 2006Cerita Anton Ismael Bangun Sekolah Fotografi Gratis 'Kelas Pagi' Sejak 2006 Foto: Hanif Hawari/ detikHOT


Kelas yang dimulai pukul 6 pagi itu pun berangsur berjalan sesuai metode pembelajaran Anton.



"Kelas Pagi adalah sebuah semangat-semangat inisiatif yang ditampung jadi satu. Jadi mulainya Kelas Pagi dari situ," ujarnya.

Meski dimulai pukul 6 pagi, dari situ akan terlihat komitmen orang-orang yang mau belajar. "Orang-orang yang pasti kosong, itu jam 6 pagi. Terus yaudah jam 6 pagi aja semua bisa kok. Jadi tersaring itu mana yang semangat mana yang nggak. Siapa yang berkomitmen siapa yang nggak. Fotografer atau fotografi is about komitmen," pungkasnya.

Nantikan artikel berikutnya!

(tia/doc)

Hide Ads