Maria Darmaningsih Bicara soal Filosofi Tari Bedhaya

Maria Darmaningsih Bicara soal Filosofi Tari Bedhaya

Tia Agnes - detikHot
Jumat, 26 Jan 2018 10:03 WIB
Maria Darmaningsih Bicara soal Filosofi Tari Jawa Foto: Tia Agnes/ detikHOT
Jakarta - Penari sekaligus pendiri Indonesia Dance Festival (IDF) Maria Darmaningsih hadir dalam 'La Nuit des Idées' atau dalam bahasa Indonesia berarti 'Malam Pertemuan dan Berbagi Ide'. Acara tahunan yang digelar oleh IFI Indonesia itu berlangsung serentak di empat kota.

Perempuan kelahiran 1956 silam itu menceritakan mengenai festival seni tari tertua di Asia Tenggara serta kiprahnya eksis menari tari Bedhaya Jawa.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"IDF dimulai tahun 1992 dan berjalan setiap dua tahun sekali. Ketiga direkturnya semuanya perempuan dan sama-sama menarikan tari Jawa juga," ujar Maria bersemangat ketika berbicara di atas panggung di Auditorium IFI Jakarta, Kamis (25/1/2018).

Bagi seorang penari yang terpenting adalah energinya. Dia mencontohkan dalam tari bedhaya Jawa ada sembilan penari.

"Sembilan penari itu menyimbolkan sembilan lubang yang ada di tubuh manusia dan sembilan lubang itu harus menutupi aurat. Kita penari harus menutupi semua lubang untuk mengurangi hawa nafsu," ujar Maria.



Ketika menari bersama pun, para penari yang menarikan tidak boleh ego sendiri. "Kita menari ini bukan tentang saya tapi tentang kebersamaan."

Dalam menari pula, lanjut Maria, ada filosofi 'wirogo', 'wiroso', serta 'wiromo'.

"Wirogo itu gerak kaki sampai kepala, wirasa perasaan yang diekspresikan lewat raut muka dan gerak, dan wiromo harus seiring dengan musik yang dimainkan," pungkasnya.

(tia/tia)

Hide Ads