Lukisan tiga dimensi yang terlihat seperti karya instalasi berukuran sekitar 236 x 350 x 18 sentimeter. Dari luar terlihat material kayu, cat minyak, dan kaca dijadikan satu kombinasi yang pas.
Ditelisik lebih dekat, material unik yang dipakai Made Wianta ada kayu dari batang cangkul, kusen jendela dan pintu yang dipotong sesuai kebutuhan, serta kaca-kaca kecil. Cat minyak digoreskan oleh Made Wianta secara tak beraturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak ada pola yang coba digambarkan pria yang kini tinggal di Denpasar tersebut. Kesan kacau, penuh titik-titik cat minyak lebih terasa dalam karya yang diciptakan pada 1997 silam.
Dia pun tidak memakai simbol tertentu seperti dalam lukisan-lukisan yang lain. Kurator pameran Emmo Italiaander mengatakan pemasangan karya tersebut terbilang susah.
"Karyanya sudah dipajang di tembok dan kayak sudah nempel. Akhirnya kami bongkar tembok meski tidak banyak, pas sampai di Yogyakarta dibongkar lagi temboknya oleh seorang seniman di sana. Baru sampailah di Jakarta," cerita Emmo.
Atas dasar itulah, nilainya, menurut dia, terbilang tinggi. "Sejak awal saya melihat karyanya Pak Wianta di rumah, saya bilang wah ini karya harus dibawa ke Jakarta, harus diperlihatkan kepada publik. Ini punya sejarah yang panjang," tutupnya.
Simak artikel berikutnya!
Baca juga: Kepulauan Banda dalam Karya Made Wianta |
[Gambas:Video 20detik] (tia/nu2)