Lewat lukisan-lukisan Made Wianta di pameran retrospektif 'Run for Manhattan', dia memajang karya yang terinspirasi dari Pulau Run dan Manhattan. Dalam lukisan 'Banda Coral Reef', dominasi warna abu-abu dan biru muda yang tenang tampak terlihat. Layaknya gambar coral di laut yang melengkung seperti bebatuan, bentuk itulah yang digoreskan Made Wianta di atas kanvas.
Ada titik-titik di dalam coral yang sengaja dilukiskan Made Wianta. Bertekstur kasar dan permukaan tak rapi menjadi ciri dari lukisan tersebut. Lukisan ini berada dalam periode 'dots' setelah Made Wianta belajar melukis di Eropa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain lagi dengan lukisan 'Island' yang lebih abstrak. Permukaan kanvas didominasi warna kuning, di atasnya ada bentuk bulat dan lonjong yang dipisahkan oleh dua garis lurus. Di sampingnya, dua buah lukisan dari kanvas putih namun material yang digunakan tak biasa. Yakni, paku yang sudah berkawat.
![]() |
Lewat lukisan 'Moluccas Rock' dan 'Island Silhouettes', Made Wianta menyusun paku berkawat secara teratur, ada beberapa bagian yang nampak lebih padat dan gelap. Di sisi lainnya, paku disusun secara jarang-jarang. Keduanya menampilkan seperti susunan suatu kepulauan tertentu.
Menurut penuturan istri Made Wianta, Intan, selama melakukan penelitian di Pulau Run, Made Wianta kerap mengeksplorasi batu-batuan.
![]() |
"Selain meriset buah pala, Pak Wianta berinteraksi dengan alam, musik, dan belajar tarian yang ada di sana. Dia bukan hanya dianggap sebagai pelukis ilustratif, karyanya sangat kaya sekali. Terlihat dari periode-periode di sini," kata Intan.
[Gambas:Video 20detik] (tia/doc)