Medianyabukan kain kanvas. Tapi sebuah saklar lampu berukuran 5x7 centimeter. Saklar berukuran kecil direspons ratusan seniman dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam pameran tersebut.
Penggagas sekaligus koordinator pameran Hadi Soesanto mengungkapkan ide awal pameran dengan media saklar ini berawal ketika bertemu teman sewaktu SMA, Indra Gunawan. Dia sudah 29 tahun tidak bertemu. Saat itu, Indra bekerja di Project Division of Australindo Graha Nusa yang memproduksi saklar listrik bermerek BOSS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat itu temannya tengah menggelar pameran saklar. Ia pun tertarik untuk menggunakan saklar sebagai media.
"Tercetus ide untuk menggunakan saklar sebagai benda fungsional jadi benda bernilai seni tinggi. Jadi media lukis," katanya.
![]() |
Untuk mewujudkan ide itu, dia kemudian menghubungi para seniman dari 31 negara. Sebanyak 105 seniman Indonesia dan 103 perupa dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Mesir, Australia, Rusia, Slovakia, Vietnama, Serbia, Canada, China, Belanda, Amerika Serikat dan lain-lain. Karya-karya tersebut akan dipamerkan di Jogja Gallery, 18β27 Agustus 2017.
Menurutnya, perupa merespons sebuah saklar berwarna putih itu sangat beragam. Tantangannya media untuk berekspresi adalah benda kecil, bukan kain kanvas. Beberapa seniman mampu menjadikan saklar lampu sebagai karya seni dua dimensi yang menarik.
"Ada yang menambahkan benang, kain, kayu, bulu, polyster resin dan lain-lain," kata Hasoe panggilan akrabnya itu.
Dia menambahkan kebanyakan karya yang dipajang didominasi penggunakan saklar sebagai kanvas lukis berbahan cat akrilik. Para perupa ditantang untuk menunjukkan detail lukisan dengan media kecil.