Didirikan oleh Lorenzo Rudolf yang sukses menyelenggarakan Art Stage Singapore selama tujuh tahun, bursa terbesar di Asia tersebut mengekspansi ke Ibu Kota Jakarta sejak tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 50 galeri seni langsung diboyong Lorenzo Rudolf ke Jakarta.
Kolektor Tanah Air dianggap yang paling banyak membeli karya para seniman, baik di Singapura, Hong Kong, maupun China. "Mengapa tidak diselenggarakan saja di Indonesia. Kolektor dunia yang mendatangi Indonesia. Di sini SDM seniman dan kolektornya sangat banyak," ujar Lorenzo suatu hari ketika mengobrol dengan detikHOT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meningkat 10 galeri dari tahun lalu, bursa Art Stage Jakarta kali ini berhasil menghadirkan 60 galeri seni. Sebanyak 24 galeri berasal dari lokal (tahun lalu 17 galeri) dan 36 berasal dari internasional.
Panggung mancanegara diisi oleh Pearl Lam Galleries (Singapura/ Shanghai/ Hong Kong), Arario Gallery (Seoul/ Shanghai), Art Porters (Singapura), Baik Art (Los Angeles/ Seoul), Edouard Malingue Gallery (Hong Kong/ Shanghai), Johyun Gallery (Busan), Gallery Khankhalaev (Moskow), Mizuma (Tokyo/ Singapura), Sullivan+Strumpf (Singapura/ Sydney), Villa Del Arte Galleries (Barcelona/ Amsterdam), The Drawing Room (Manila), dan lain-lain.
![]() |
Dari panggung lokal ada banyak nama yang sudah terkenal di ranah internasional. Banyak di antaranya yang hilir mudik masuk ke bursa seni dunia. Sebut saja sepert Can's Gallery, NADI Gallery, ART:1, D'Gallerie, Gajah Gallery, Lawangwangi, Linda Gallery, ROH Projects, dan lain-lain. Galeri lokal lainnya tak luput dari kacamata kolektor dan awak media.
Di Lawangwangi Creative Space (Bandung), Erwin Windu Pranata menjadi highlight. Ruangan putih d booth B7 dihiasi oleh karya-karya Erwin yang berjudul '(IM) PERFECTION)' dengan nuansa warna-warna lampu neon. Lain lagi dengan CGARTSPACE yang menampilkan seruangan penuh kanvas dari Kemalezedine.
![]() |
Argya pun memparodikan karya lewat serangkaian seri 'Sculptuur Stelsel'. Dia menciptakan patung keramik bak mainan anak-anak. Parodi yang menyenangkan ini membuat budaya populer makin global serta menciptakan bursa tak hanya seperti ajang jualan di pasar seni.
D'Gallerie pun mampu mengundang minat dari kolektor. Di hari pembukaan Art Stage Jakarta saja pada Jumat (11/8/2017), ruangannya dipenuhi oleh pecinta seni dan kolektor. D'Gallerie menampilkan lukisan-lukisan old master.
Tak hanya bursa seni dan galeri lokal saja, Art Stage Jakarta juga menampilkan koleksi kolektor. Bertajuk 'Spirit Today', ada koleksi dari Arif Suherman, Wiyu Wahono, Nicholas Tan, Indra Leonardi, dan Tom Tandio. Collector's show dan Art Square berada di lokal strategis mal Gandaria City. Mengapa?
![]() |
"Kami ingin menjangkau masyarakat umum, sehingga harus mengekspansi ke area mal. Di sini, siapa pun bisa mengakses karya dan melihat-lihat salah satu bagian dari Art Stage Jakarta," kata Lorenzo.
Meski tanpa koleksi mahakarya dari maestro Indonesia, kemeriahan Art Stage Jakarta tak luput dari pengunjung yang memadati area booth. Khususnya di lantai dua area Sheraton Grand Gandaria City Hotel. Di sinilah pameran 'Off The Wall: Europe Meet ASEAN' yang memajang karya 32 seniman jalanan digelar. Hawa penyelenggaraan Art Stage Jakarta di sini, lebih terasa anak muda dan turntable DJ menyemarakkan malam pembukaan. Seni urban pun menginvansi bursa seni untuk pertama kalinya.
![]() |
Usai sudah edisi kedua Art Stage Jakarta untuk tahun ini. Dengan satu hari penyelenggaraan khusus tamu VIP dan awak media, serta dua hari bagi publik umum, Art Stage Jakarta menambah satu lagi daftar bursa seni bergengsi yang diselenggarakan di Indonesia. Sampai jumpa di Art Stage Jakarta berikutnya!