Dalam pidatonya, Bob Dylan menyebutkan ada tiga buku yang berpengaruh dalam karya-karyanya. Di antaranua adalah 'Moby Dick' karya Herman Melville, kumpulan puisi Homes berjudul 'The Odyssey', dan 'All Quiet on the Western Front' karangan Erich Maria Remarque.
Bob Dylan pun berkata, 'Jika saya harus kembali pada fajar, saya rasa saya harus mulai dengan Buddy Holly. Dia adalah tipikal. Segala sesuatu yang tidak saya inginkan," katanya, dikutip dari berbagai sumber, Selasa (6/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya harus menempuh perjalanan sejauh seratus mil untuk melihatnya bermain dan saya tidak kecewa. Buddy Holly sangat hebat, dan mengasyikkan. Tiba-tiba, hal yang paling aneh terjadi. Dia menatap lurus mataku langsung dan menularkan sesuatu, sesuatu yang tidak kuketahui dan itu membuatku mengigil," tutur Bob Dylan.
"Kejadian itu satu atau dua hari setelah pesawatnya turun. Seseorang memberi saya catatan Leadbelly dengan lagu Cottonfields di atasnya. Rekaman itu mengubah hidup saya saat itu juga," terang Bob Dylan lagi.
Tak hanya inspirasi berkarya, buku-buku yang mempengaruhi saja, tapi Bob Dylan juga berbicara tentang makna dari lagu-lagunya.
"Jika sebuah lagu bisa menggerakkan Anda, itu yang terpenting. Saya tidak perlu tahu lagu apa yang berarti. Saya telah menulis semua hal ke dalam lagu saya. Saya tidak terlalu mengkhawatirkan apa arti semuanya," tegasnya.
Sekretaris Akademi Swedia mengaku terkesima dengan pidato yang dilontarkan Bob Dylan. Pidatonya luar biasa dan sangat fasih.
"Pidatonya seperti yang diharapkan; luar biasa dan fasih. Kini setelah ceramah disampaikan, petualangan Bob Dylan akan segera berakhir," pungkas Sara Danius.
Baca Juga: Bob Dylan Akhirnya Putuskan Terima Nobel Sastra Akhir Pekan Ini
(tia/tia)