Pameran 'That Was Then, This Is Now' mempertanyakan dan mengeksplorasi gagasan-gagasan tentang 'abstraksi' melalui karya dari lima seniman. Setiap seniman yang terpilih akan menampilkan rangkaian karya yang mendekonstruksi makna dari abstraksi.
Baca: 9 Seniman Indonesia dan Thailand Pameran di Subhashok The Arts Centre
"Mereka menantang batas fundamental melalui praktik dan eksplorasi dengan bahan-bahan non konvensional, termasuk di bidang seni patung, instalasi video, ukiran kertas, dan lain-lain," ungkap Rebekah Teo dari Sullivan+Strumpf Singapura, dalam keterangan yang diterima, Senin (8/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Irfan Hendrian yang bekerja dengan material utama kertas, ketertarikannya dalam eksplorasi 'abstraksi' dilakukannya dalam menyederhanakan berbagai hal. Dia menghargai mode-mode efisien, logikal, dan bermanfaat dari cara berpikir yang ada di dalam karya seninya.
Sedangkan Faisal Habibi yang tinggal di Bandung sejak awal berkarier, telah memperhatikan budaya material. Salah satunya adalah karya berbentuk kursi terbalik yang berhasil memenangkan Kompetisi Karya Trimatra Salihara.
Selain Irfan Hendrian dan Faisal Habibi, ada Jeremy Sharma (Singapura), Young Rim Lee (Seoul), dan Matthew Allen (Selandia Baru). Pameran 'That Was Then, This Is Now' dibuka pada 13 Mei dan berlangsung hingga 25 Juni mendatang.
Baca Juga: Menang Lomba Karya Seni Trimatra, Gara-Gara Bermain-main Dengan Kursi
(tia/doc)