"Baik di Indonesia dan di luar negeri, riset yang berkaitan dengan lukisan kaca sangat sedikit. Hal itu juga yang membuat saya tertarik untuk menelitinya," tuturnya dalam seminar 'Bincang Lukisan Kaca Jawa, Karya Seni Populer Abad 19 & 20' pada Rabu, 12 April 2017 lalu.
Simak: Peneliti Prancis Kepincut Sejarah Lukisan Kaca Jawa
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil penelitian tim Jepang itu berupa kumpulan foto lukisan kaca yang mereka temukan. Terakhir, penelitian disertasi Eddy Hadi Waluyo yang menyinggung revitalisasi seni lukis kaca dari tahun 1980-an sampai tahun 2000-an di Cirebon, Yogyakarta dan Nagasepaha, Buleleng, Bali.
Jerome menjelasan lukisan kaca dianggap tidak penting oleh para peneliti bisa jadi karena beberapa hal.
"Saat itu lukisan kaca dianggap kesenian rakyat populer dan tradisi. Saya pernah mengikuti seminar pakar-pakar seni lukis kaca di Jerman dan mereka tidak berusaha mempopulerkan lukisan kaca, hanya di lingkup mereka saja," pungkas pria yang juga anggota Dewan Redaksi Jurnal Archipel itu.
(tia/ken)











































