Gatot Pujiarto menceritakan partisipasinya bersama Pearl Lam Galleries sejak 2014 lalu. Pearl Lam Galleries dianggap Gatot memiliki jaringan tak hanya di Asia dan internasional. "Saya mendapatkan banyak pengalaman baru dan wawasan tentang dunia seni rupa internasional melalui pameran dan event yang saya ikuti bersama Pearl Lam Galleries," ujarnya kepada detikHOT, belum lama ini.
Di sisi lain, galeri Pearl Lam juga membebaskan senimannya untuk bereksplorasi. "Hal ini saya rasakan sangat pas untuk saya yang suka bereksplorasi dan cenderung menggunakan media alternatif dalam karya-karya saya dan mengembangkan diri sesuai dengan apa yang diyakininya," kata Gatot.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di Art Stage Jakarta, seniman yang berbasis di Malang, Jawa Timur itu pun menampilkan karya permadani yang bernama 'Crazy Night' (2016). Karya permadani figuratir dibuatnya dengan medium kain sebagai hasil residensi ketika berada di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.
Foto: Dewan Kesenian Jakarta |
Selain itu, performance artist Melati Suryodarmo turut didukung oleh Pearl Lam Galleries. Menurutnya, sangat jarang galeri seni di Asia dan negara-negara lainnya yang menaruh perhatian pada bidang performance art.
"Sebagai seniman performance art, saya percaya kepada kurator Pear Lam yang pernah menjalani hidupnya sebagai seniman performance art dan juga sebagai kurator yang benar-benar memahami lingkungan kerjanya dengan baik," ujar perempuan asal Surakarta yang bekerja dengan Pearl Lam Galleries sejak tahun lalu.
"Jika Pearl Lam Galleries mampu menembus relasi kerjanya tidak hanya di dunia seni lukis dan object saja, namun memperluas lagi ke wilayah multi media termasuk new media seperti performance art, saya pikir Pearl Lam akan memenangkan posisi yang lebih menarik lagi di antara galeri galeri yang ada di Asia dan Singapura," harap Melati.
(tia/dar)












































Foto: Dewan Kesenian Jakarta