Selain Melati Suryodarmo yang membuka perhelatan, para penampil lainnya akan mengisi hingga 5 November. Mereka adalah Park Je Chun (Korea Selatan), Antony Hamilton (Australia), Aguibou Bougobali Sanou (Burkina Faso), Filastine (Spanyol-Indonesia), Punkasila & Fitri Setyaningsih (Indonesia), Fitri Anggraini (Indonesia), Andara Firman Moeis (Indonesia), Ari Ersandi (Indonesia), Rianto (Indonesia), Nihayah (Indonesia), Darlene Litaay (Indonesia) & Tian Rotteveel (Belanda), dan Jecko Siompo & Animal Pop Family (Indonesia).
Simak: Melati Suryodarmo Buka Indonesian Dance Festival 2016
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IDF 2016 juga menghadirkan program retrospeksi tentang tokoh pembaharu tari Minangkabau (1936-1971), Hoerijah Adam. Program ini diisi oleh film tentang perjalanan hidupnya, serta pertunjukan 'Playing Barabah' yang direkonstruksi oleh Katia Engel asal Jerman. 'Barabah' hasil presentasi dari SMKN 7 Padang di bawah bimbingan Ery Mefri juga akan menampilkan pameran arsip.
IDF merupakan satu-satunya festival tari kontemporer di Indonesia yang diadakan secara kontinyu setiap dua tahun sekali. Pertama kali digelar pada 1992, IDF telah berkembang menjadi festival bertaraf internasional yang tertua di Indonesia. Tahun ini, IDF dikuratori oleh Helly Minarti (Indonesia), Tang Fu Kuen (Singapura), dan Seno Joko Suyono (Indonesia).
Selain pertunjukan tari, di IDF kali ini juga digelar workshop penulisan kritik tari dalam perspektif jurnalistik, serta master class yang diberikan oleh koreografer dan seniman. Selain itu juga akan ada diskusi dan lokakarya bagi koreografer muda, serta penghargaan terhadap tokoh yang memberikan kontribusi besar di pengembangan tari Tanah Air.
(tia/mmu)











































